Pelaku Pasar Menanti Kebijakan Suku Bunga The Fed, Nilai Kurs Rupiah Dibuka Melemah di Awal Pekan
- Menurut data perdagangan Bloomberg, Senin, 12 Desember 2022, nilai kurs rupiah dibuka melemah 12 poin di posisi Rp15.595 perdolar AS.
Pasar Modal
JAKARTA - Nilai kurs rupiah dibuka melemah pada awal pekan tatkala pelaku pasar tengah menanti kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve (The Fed).
Menurut data perdagangan Bloomberg, Senin, 12 Desember 2022, nilai kurs rupiah dibuka melemah 12 poin di posisi Rp15.595 perdolar AS.
Pada perdagangan sebelumnya, nilai kurs rupiah ditutup menguat 37,5 poin di level Rp15.583 perdolar AS.
- Sempat Tertunda, Hutama Karya Pastikan Tol Padang-Sicincin Selesai pada 2024
- IHSG Anjlok 4,34 Persen Dalam Sepekan, Investor Asing Lakukan Aksi Jual
- Rekomendasi 5 Film Terbaru Tayang di Bioskop pada Desember 2022
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, rupiah masih berpotensi tertekan karena para pelaku pasar sedang menanti kebijakan The Fed sembari menunggu data-data ekonomi terbaru AS lainnya.
Menurut Ariston, walaupun belakangan ini tumbuh ekspetasi bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakan suku bunganya, namun data-data ekonomi yang tunjukkan kinerja positif kembali menumbuhkan proyeksi bahwa The Fed akan kembali mengerek suku bunga acuan secara agresif.
"Pasar menunggu data dan event penting pekan ini, yaitu data inflasi konsumen AS bulan November dan pengumuman kebijakan suku bunga acuan AS," ujar Ariston kepada TrenAsia, Senin, 12 Desember 2022.
- Menteri ESDM Rombak Jajaran SKK Migas, Dwi Soetjipto Kembali Jadi Kepala SKK Migas
- Bagaimana Ukraina Membiayai Perang Tanpa Merusak Ekonominya?
- Sarana Menara Milik Grup Djarum Tebar Dividen, Orang Terkaya se-Indonesia Hartono Bersaudara Cuan Ratusan Miliar
Data inflasi yang dirilis pada pekan ini dikatakan Ariston dapat menjadi acuan untuk memperkirakan kebijakan suku bunga The Fed setelahnya.
Menurut Ariston, untuk perdagangan Senin, 12 Desember 2022, nilai kurs rupiah berpotensi melemah ke kisaran Rp15.620 perdolar AS dengan potensi support di sekitar Rp15.550 perdolar AS.