Pelanggan PLTS Atap Alami Peningkatan
- PLTS atap akan terus mengalami pertumbuhan jumlah pelanggan seiring dengan adanya kemudahan yang diberikan oleh pemerintah.
Energi
JAKARTA - Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap di Indonesia semakin banyak peminatnya. Hal tersebut terlihat dari pelanggan PLTS atap yang mengalami peningkatan.
Direktur Aneka Energi Baru, dan Energi Terbarukan (EBT) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Andriah Feby Misna, mengatakan terdapat peningkatan jumlah pelanggan cukup signifikan per Juli 2023 yang mencatatkan 7.472 jumlah pelanggan. Naik 26% dari periode yang sama tahun 2022 yang hanya sebanyak 5.926 pelanggan.
Jumlah pelanggan yang mendominasi disebutkan Feby ada di Jawa Barat dan Banten, serta DKI Jakarta. “Ada sebanyak 2.692 pelanggan PLTS atap rumah tangga di Jawa Barat dan Banten. Dan sebanyak 1.732 PLTS atap rumah tangga di DKI Jakarta,” ujar Feby 4 September 2023 sebagaimana dilansir Antara.
Feby menyebutkan PLTS atap akan terus mengalami pertumbuhan jumlah pelanggan. Hal tersebut seiring dengan adanya kemudahan yang diberikan oleh pemerintah dengan adanya rencana pemberian insentif berupa penghapusan biaya kapasitas.
- Kembangkan Keuangan Berkelanjutan, OJK Perkuat Kerja Sama Dengan FSC Korea dan CIFC
- Tantangan Bonus Demografi Indonesia: Pengangguran 8,42 Juta, Tiap Tahun 3,45 Juta Lulusan Baru Cari Kerja
- Tonton Full Livestream TrenAsia ESG Award 2023
Dalam kesempatan ini Feby tidak menyebutkan dengan rinci bagaimana mekanisme insentif yang diberikan untuk pelanggan. Hal tersebut karena saat ini Peraturan Menteri terkait PLTS atap masih dalam tahap finalisasi.
“Peningkatan ini setidaknya pada 2025 akan dapat menurunkan target emisi gas rumah kaca (GRK) hingga 358 juta ton CO2e, ini dimulai dari DKI Jakarta,” sebut Feby.
Dengan adanya peningkatan jumlah pelanggan, Feby berharap target pemerintah untuk bisa mengembangkan PLTS atap sebesar 3,61 gigawatt (GW) atau realisasi bauran sebesar 23% di tahun 2025 bisa terealisasi.
Kepala Bagian Pemasaran PT Surya Utama Nuansa (SUN) Energy Indonesia, Agiya Fersya, menyebutkan DKI Jakarta memiliki peluang besar dalam meningkatkan transisi energi yang ramah lingkungan dengan PLTS atap.
Agiya menyebutkan hal tersebut karena DKI Jakarta mendapat paparan cahaya matahari yang konstan setiap harinya. Dengan kondisi seperti itu, suhu menjadi baik untuk PLTS.
“PLTS itu sumber utamanya dari cahaya matahari. Semakin konstan cahaya maka semakin baik. Jadi dengan suhu demikian adalah peluang untuk mulai bertransisi energi ke PLTS,” ujar Agiya.
Analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terbaru pada dasarian III Agustus 2023, menunjukkan suhu rata-rata permukaan harian di Jakarta berada di antara 21-26 derajat Celcius. Sedangkan suhu maksimum ada pada 15-37 derajat Celcius.