<p>Produk Batu Bara milik PT Timah Tbk / Dok. PT Timah Tbk</p>
Korporasi

Pelat Timah Nusantara (NIKL) Raih Kenaikan Laba 1,3 Persen

  • Emiten pengolahan pelat timah PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) atau Latinusa meraih laba sebesar US$2,71 juta atau setara Rp38,7 miliar sepanjang 2020.

Korporasi

Aprilia Ciptaning

JAKARTA – Emiten pengolahan pelat timah PT Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL) atau Latinusa meraih laba sebesar US$2,71 juta atau setara Rp38,7 miliar (asumsi kurs Rp14.285 per dolar Amerika Serikat) sepanjang 2020.

Meski kenaikannya tipis, yakni sebesar 1,3% year-on-year (yoy), laba tersebut masih tumbuh dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019 sebesar Rp38,2 miliar.

Direktur Utama Pelat Timah Nusantara Jetrinaldi mengaku perolehan laba tersebut ditopang oleh peningkatan gross margin sepanjang 2020.

“Secara gross margin terdapat peningkatan, di mana pada 2020 gross margin sebesar 6,76%, sedangkan pada 2019 sebesar 6,4%,” mengutip keterbukaan informasi yang dirilis oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 13 April 2021.

Pada periode ini, perseroan juga berhasil menekan beban pokok penjualan, dari minus Rp2,17 triliun pada 2019 menjadi minus Rp1,9 triliun.

Namun, agaknya upaya tersebut tidak mampu menyelamatkan pendapatan. NIKL harus membukukan penurunan pendapatan 11,2% yoy dari Rp2,32 triliun pada 2019 menjadi Rp2,06 triliun. Pendapatan tersebut berasal dari penjualan lokal atau domestik sebesar Rp2,04 triliun dan ekspor sebesar Rp17,1 miliar.

Sebagai satu-satunya produsen tinplate dalam negeri, perseroan pun mengaku masih menargetkan mayoritas penjualan dari domestik. Pangsa pasar lokal yang ditarget sebesar 64%.

“Kami berharap banyak pelanggan bisa mengalihkan pengadaan bahan bakunya kepada Latinusa,” ujarnya.

Sementara itu, total liabilitas perseroan juga turun 21,19% yoy menjadi Rp1,19 triliun. Pada 2019, total liabilitas NIKL tercatat sebesar Rp1,51 triliun. Sebaliknya, total ekuitas masih tumbuh 5,9% yoy dari Rp651,9 miliar menjadi Rp691 miliar.

Adapun kas dan setara kas NIKL sepanjang 2020 ambles 47,6% yoy menjadi Rp212,1 miliar. Pada 2019, jumlahnya sebesar Rp405,5 miliar.

Begitu pula dengan total aset yang ikut turun 12,9% yoy dari Rp2,16 triliun pada 2019, menjadi Rp1,88 triliun pada 2020.