Pelindo I Bangun Terminal Energi di Kuala Tanjung Port and Industrial Estate
PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) tengah mengembangkan Kuala Tanjung Port and Industrial Estate (PIE). Perusahaan ini menargetkan arus bongkar muat petikemas 2021 sebesar 1,57 juta TEUs. Selain itu, bongkar muat kargo yang terdiri dari curah cair, curah kering dan kargo umum mencapai 30,2 juta ton.
Industri
JAKARTA – PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) tengah mengembangkan Kuala Tanjung Port and Industrial Estate (PIE). Perusahaan ini menargetkan arus bongkar muat petikemas 2021 sebesar 1,57 juta TEUs. Selain itu, bongkar muat kargo yang terdiri dari curah cair, curah kering dan kargo umum mencapai 30,2 juta ton.
Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis Pelindo I Prasteyo mengatakan, Kuala Tanjung PIE memiliki potensi besar untuk berkembang secara cepat. “Posisinya strategis dan menjadi jalur penting dalam jaringan logistik dan supply chain global,” katanya dalam keterangan tertulis yang dikutip TrenAsia.com, Jumat, 19 Februari 2021.
Prasetyo mengaku, hingga saat ini sudah ada beberapa perusahaan berskala internasional dan multinasional yang tertarik untuk berinvestasi di kawasan tersebut.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Pelindo I dengan PT Pertamina (Persero) pun berencana untuk membangun Terminal Energi yang didalamnya terdapat Terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Terminal Liquefied Natural Gas (LNG). Selain itu, pengembangan sarana dan fasilitas bunker juga akan disediakan guna menunjang kebutuhan energi dan BBM di kawasan industri ini.
Dalam rencana pengembangan Kuala Tanjung PIE, lanjut Prasetyo, perseroan membangun kawasan business & residential yang didukung oleh akses jaringan transportasi tol Trans-Sumatra dan jalur kereta api.
Kuala Tanjung PIE terintegrasi dan terhubung langsung dengan Kawasan Industri Sei Mangkei yang merupakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Nantinya, proyek ini akan diterapkan smart port and smart industrial area melalui implementasi Internet of Things (IoT) dan Information and Communication Technology (ICT).
Prasetyo menambahkan, pengembangan proyek ini sudah dimulai sejak kawasan Kuala Tanjung Multipurpose Terminal (KTMT) beroperasi pada 2019. Dalam pembangunannya, pelabuhan ini berfungsi untuk mengakomodasi kapal besar dengan bobot 50.000 dead weight tonnage (DWT).
KTMT sendiri memiliki panjang dermaga 500 x 60 meter, trestle 2,8 km, dan container yard seluas 14 hektare. Adapun kedalaman kolam pelabuhan kurang lebih 17 meter LWS. Terdapat pula alat bongkar muat berupa tiga unit Ship to Shore (STS) Crane, delapan unit Automated Rubber Tyred Gantry (ARTG) Crane, serta alat angkut 21 terminal tractor.
“Juga terdapat 22 tangki timbun yang mampu melayani arus curah cair, utamanya CPO hingga 1.000 ton per jam,” jelanya. (SKO)