<p>Emiten jasa angkutan laut PT Pelita Samudera Shipping (PSSI) / Dok. Perseroan</p>
Korporasi

Pelita Samudera Raup Pendapatan Nyaris Rp1 Triliun di Tengah Pandemi

  • Emiten jasa angkutan laut PT Pelita Samudera Shipping (PSSI) melaporkan total pendapatan (unadited) per 31 Desember 2020 sebesar US$68,4 juta atau sekitar Rp957,6 miliar (asumsi kurs Rp14.000 per dolar AS). Angka ini turun 9% year-on-year (yoy) dari periode yang sama tahun lalu sekitar US$75,3 juta.

Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Emiten jasa angkutan laut PT Pelita Samudera Shipping (PSSI) melaporkan total pendapatan (unadited) per 31 Desember 2020 sebesar US$68,4 juta atau sekitar Rp957,6 miliar (asumsi kurs Rp14.000 per dolar AS). Angka ini turun 9% year-on-year (yoy) dari periode yang sama tahun lalu sekitar US$75,3 juta.

Dampak dari pandemi COVID-19 telah menekan kinerja perseroan sepanjang tahun lalu. Namun, PSSI secara tangguh tetap berhasil mempertahankan pertumbuhan positif di tengah rendahnya permintaan batu bara dan juga volatilitas harga komoditas global lainnya.

Pencapaian tersebut antara lain ditopang oleh naiknya pendapatan sewa berjangka tahun 2020 sebesar 35% menjadi US$13,3 juta dari US$ 9,9 juta pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan tertinggi diraih pada segmen Kapal Tunda dan Tongkang (TNB), diikuti Kapal Curah Besar (MV) dan Fasilitas Muat Terapung dan Crane Terapung (FLF/FC).

Perseroan tercatat sukses mendapatkan sejumlah kontrak baru serta perpanjangan kontrak jangka panjang. Sehingga, secara keseluruhan PSSI telah berhasil mengamankan nilai kontrak sekitar US$164,6 juta.

Hingga akhir tahun 2020, komposisi kontrak jangka panjang untuk FLF/FC mencapai 96% dan 4% spot basis. Sedangkan, segmen TNB mencapai 88% untuk kontrak jangka panjang dan 12% spot basis. Untuk Segmen MV, dari 6 unit kapal, 3 di antaranya telah mendapatkan kontrak sewa berjangka jangka panjang dan 3 kapal kontrak freight charter atau berbasis volume.

Realisasi belanja modal (capital expenditure/capex) pada 2020 sebesar US$9 juta sebagian besar diserap untuk biaya pemeliharaan armada (docking). Tidak ada pembelian unit armada baru dilaksanakan pada tahun lalu. Ini merupakan strategi perseroan untuk mengoptimalkan utilisasi aset di tengah lesunya pasar ekspor dan domestik.

Hingga akhir tahun 2020, utilisasi armada perseroan rata-rata mencapai 83,6% untuk TNB, 63,8% untuk FLF/FC, dan 83,5% untuk MV. Empat unit MV yang dibeli pada tahun 2019 telah seluruhnya beroperasi pada tahun 2020.

Adapun empat unit MV tersebut telah memasuki pasar internasional melalui pelayaran ke Tiongkok, Taiwan, Vietnam, Singapura dan Filipina. Utilisasi penuh dan ekspansi multi kargo armada MV PSSI hampir 25% untuk pengangkutan komoditas selain batu bara.

Capex 2021

Sementara, alokasi belanja modal untuk tahun 2021 ditargetkan sebesar US$21 juta, di mana perseroan merencanakan penambahan 1 unit MV kelas Supramax serta kapal-kapal tunda dan tongkang. Hal ini sebagai upaya untuk terus mengeksplorasi potensi pasar logistik baru termasuk non-batu bara.

Direktur Utama PSSI Iriawan Älex Ibarat menekankan bahwa di samping strategi diversifikasi komoditas angkut, pasar batu bara masih akan menjadi fokus. Pasalnya, ia menilai pasar tersebut masih memiliki prospek sangat baik di masa depan.

Ia pun menargetkan sebanyak 70% – 80% komoditas angkut berasal dari pasar batu bara. Alex mengklaim bahwa kemampuan perseroan untuk tetap menghasilkan keuntungan, serta terjaganya rasio utang yang kecil menjadi catatan prestasi tersendiri.

Alex menerangkan, kendati menurun, tetapi perseroan tetap memperoleh laba bersih yang cukup baik dalam situasi sulit di tahun 2020 dengan cash cost yang stabil dan marjin pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) sebesar 35%.

“Kepercayaan pihak perbankan ternama untuk mendukung rencana pengembangan aset armada kami juga menjadi bukti bahwa perseroan telah menunjukkan kinerja yang baik,” ujarnya, Selasa 2 Maret 2021.

Dengan catatan itu, PSSI membidik pertumbuhan pendapatan sebanyak 10% – 15% atau menjadi sekitar US$75 juta – US$80 juta pada tahun 2021. Strategi yang digunakan adalah optimalisasi aset, diversifikasi bisnis, ekspansi aset serta meningkatkan penetrasi ke pasar internasional.

Seperti tahun sebelumnya, perseroan akan kembali kembali mengandalkan kontrak Sewa Berjangka pada tahun ini. Selain itu, PSSI juga menargetkan kenaikan volume pengangkutan mencapai 10% – 12% dari capaian tahun 2020 yakni sebesar 24,9 juta metrik ton. (SKO)