IMG-20220331-WA0019.jpg
Nasional

Pelonggaran Mudik Lebaran Jadi Pendongkrak Sektor Transportasi 2022

  • Di sela pertumbuhan ekonomi yang naik hingga 5,44%, kabar baik juga datang dari sektor tranportasi yang tumbuh di angka 21,27%
Nasional
Feby Dwi Andrian

Feby Dwi Andrian

Author

JAKARTA - Sektor transportasi mencatat pertumbuhan di angka 21,27% pada kuartal II-2022. Hal ini sejalan naiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2022 sebesar 5,44%.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, hasil tersebut membuktikan terjadinya pemulihan sektor transportasi.

“Momentum ini harus terus kita jaga agar triwulan ketiga dan keempat pada tahun ini trennya terus meningkat,” kata Budi Karya mengutip keterangan tertulis, Senin, 8 Agustus 2022.

Seperti diketahui, dirinya sudah menyiapkan banyak opsi agar mendorong percepatan pemulihan, terutama sektor transportasi imbas pandemi COVID-19. Di mana banyak pekerja dan kantor yang beralih menjadi work from home (WFH) dibanding harus datang ke kantor menempuh perjalanan berjam-jam.

Dirinya pun membeberkan usaha-usaha yang telah dilakukan di awal tahun seperti rapat kerja untuk membahas strategi yang sudah digagas. Salah satunya, mengoptimalkan penerapan pendanaan kreatif non APBN melalui Kerjasama pemerintah dengan Bada Usaha (KPBU) dalam rangka pemenuhan kebutuhan infrastruktur transportasi.

Kemudian, mendorong keterlibatan peran swasta dalam percepatan pertumbuhan ekonomi nasional serta melakukan transformasi struktural dan digitalisasi dalam upaya meningkatkan layanan transportasi.

Pelonggaran kebijakan pada saat hari raya seperti Idulfitri 2022 dan juga mudik yang diperbolehkan, menjadi salah satu indikator yang berperan dalam pertumbuhan positif pada sektor transportasi.

“Adanya pelonggaran kebijakan syarat perjalanan serta penanganan manajemen rekayasa lalu lintas pada masa musim mudik lebaran tahun ini juga menjadi faktor pendorong pertumbuhan positif sektor transportasi pada triwulan kedua tahun ini,” Ujar lulusan Universitas Gadjah Mada jurusan Arsitektur ini.

Maka dari itu, untuk meningkatkan tren positif ini Budi Karya akan melakukan elaborasi dengan para pemangku kepentingan (stakeholder), yakni dengan kementerian/lembaga, BUMN, swasta, akademisi, media hingga masyarakat

Hal tersebut menjadi acuan karena masih adanya beberapa tantangan dalam membenahi sektor transportasi di Indonesia, seperti keterbatasan fiskal APBN, belum optimalnya pelayanan transportasi yang terintegrasi hingga pengembangan transportasi berkelanjutan yang ramah lingkungan guna menghadapi isu pemanasan global dan juga perubahan iklim.