Electrifying Agriculture (EA) merupakan terobosan dari PLN dalam memanfaatkan energi listrik di bidang agrikultur seperti pertanian, perikanan, perkebunan serta peternakan
IKNB

Peluang Pemain Asuransi dalam Proyek Lumbung Pangan Era Prabowo

  • Salah satu bagian penting dari proyek ini adalah asuransi pertanian yang mencakup asuransi lahan pertanian seluas 1 juta hektare. Dalam konteks ini, peluang besar terbuka bagi para pemain asuransi di Indonesia untuk berpartisipasi dalam program asuransi tani yang semakin berkembang.

IKNB

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto, berencana melanjutkan pembangunan lumbung pangan atau food estate di tiga provinsi, yakni Kalimantan Tengah (Kalteng), Sumatra Utara (Sumut), dan Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Program ini mencakup berbagai proyek besar terkait pertanian, seperti cetak sawah seluas 250.000 hektare, pengembangan kawasan jagung seluas 285.000 hektare, pembangunan bendungan, jaringan irigasi, hingga perluasan lahan pertanian pangan produktif.

Salah satu bagian penting dari proyek ini adalah asuransi pertanian yang mencakup asuransi lahan pertanian seluas 1 juta hektare. Dalam konteks ini, peluang besar terbuka bagi para pemain asuransi di Indonesia untuk berpartisipasi dalam program asuransi tani yang semakin berkembang.

Peluang Bagi Pemain Asuransi

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ogi Prastomiyono, menjelaskan bahwa OJK memiliki tugas untuk melakukan pengembangan pasar keuangan, termasuk di dalamnya pasar asuransi. 

Salah satu perhatian utama OJK adalah protection gap atau kesenjangan perlindungan yang masih tinggi di Indonesia, terutama dalam sektor pertanian.

Ogi menyebutkan bahwa pemerintah saat ini telah memiliki program asuransi usaha tani padi yang dikelola oleh perusahaan asuransi BUMN. 

Namun, cakupan program tersebut baru melibatkan sekitar 400.000 petani berdasarkan data tahun 2023. Ini menunjukkan bahwa potensi pengembangan asuransi pertanian di Indonesia masih sangat besar.

“Industri asuransi sebenarnya sudah memiliki beberapa produk yang terkait dengan pertanian, termasuk asuransi parametrik yang dikembangkan oleh 10 perusahaan asuransi umum nasional. Jadi, secara kesiapan, industri asuransi di Indonesia sudah siap untuk mendukung program ini,” ujar Ogi melalui jawaban tertulis, dikutip Rabu, 11 September 2024.

Baca Juga: Belum Beli Asuransi Kesehatan karena Mahal? Inilah Tips untuk Menghemat Premi

Perlunya Pembentukan Konsorsium

Mengenai pertanyaan apakah diperlukan pembentukan konsorsium bagi pemain asuransi agar semua pihak dapat ikut serta dalam proyek asuransi tani, Ogi menekankan pentingnya sinergi antara berbagai pemangku kepentingan. Ini termasuk Kementerian Pertanian, Bappenas, dan stakeholder lainnya.

Menurut Ogi, pembentukan konsorsium bukan hanya bertujuan untuk berbagi kue bisnis, tetapi juga sebagai cara untuk membagi risiko. 

Setiap perusahaan asuransi dapat mengambil bagian sesuai dengan kapasitas dan kemampuan mereka dalam mengelola risiko yang ada. Skema konsorsium ini dinilai penting untuk memastikan keberlanjutan program asuransi pertanian dalam jangka panjang.

“Skema konsorsium baik bukan hanya untuk pembagian kue bisnis, namun juga pembagian risiko yang disesuaikan dengan kapasitas masing-masing perusahaan asuransi,” jelas Ogi.

Potensi Besar Pengembangan Asuransi Pertanian

Ogi menambahkan bahwa pengembangan pasar asuransi pertanian di masa depan membutuhkan kolaborasi yang erat dengan berbagai pihak. 

Dengan sinergi ini, diharapkan penetrasi asuransi pertanian dapat berjalan lebih optimal. Salah satu bentuk sinergi yang penting adalah keterlibatan kementerian terkait dan lembaga perencanaan nasional dalam mengatur skema pertanggungan yang sesuai.

Dengan proyek besar lumbung pangan yang mencakup cetak sawah, pengembangan kawasan jagung, hingga asuransi pertanian, para pemain asuransi di Indonesia memiliki peluang besar untuk terlibat. 

Apalagi dengan adanya program pemerintah yang berfokus pada asuransi tani, industri asuransi di Indonesia diprediksi akan terus berkembang, sejalan dengan peningkatan kebutuhan perlindungan bagi para petani dan sektor pertanian secara keseluruhan.

Penetrasi Asuransi Pertanian di Indonesia

Saat ini, cakupan asuransi pertanian di Indonesia masih relatif kecil. Dari potensi jutaan hektare lahan pertanian yang ada, hanya sebagian kecil yang telah diasuransikan. 

Dengan program yang dijalankan pemerintah, diharapkan akan ada peningkatan signifikan dalam penetrasi asuransi pertanian di masa mendatang.

Ogi Prastomiyono optimistis bahwa asuransi pertanian di Indonesia memiliki masa depan cerah. Industri asuransi sudah siap, pemerintah memiliki dukungan kuat, dan sinergi antar-stakeholder semakin erat. 

Semua ini menjadi kunci dalam memperluas cakupan asuransi tani, melindungi petani dari risiko, dan mendukung ketahanan pangan nasional.