logo
Layar menampilkan pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis 12 Januari 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Bursa Saham

Peluang Cuan dari Saham BBCA, BBRI, dan INCO di Pasar yang Volatil

  • Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) layak untuk dikoleksi pada perdagangan Senin, 10 Februari 2025, meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih rentan terhadap koreksi.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) layak untuk dikoleksi pada perdagangan Senin, 10 Februari 2025, meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih rentan terhadap koreksi.

Dalam risetnya pada Minggu, 9 Februari 2025, Phintraco Sekuritas menyebutkan bahwa level support kritis IHSG terdekat berada di 6.700, dengan support berikutnya di rentang 6.550-6.600. IHSG sebenarnya sudah membentuk long lower-shadow pada Jumat, 7 Februari 2025, yang mengindikasikan potensi technical rebound.

Namun, sentimen negatif dari faktor eksternal masih menekan IHSG. Pada penutupan akhir pekan lalu, IHSG anjlok 132,9 poin (1,9%) ke level 6.742,5, melanjutkan pelemahan tiga hari berturut-turut dan menyentuh level terendah dalam tujuh bulan terakhir, atau sejak Juni 2024.

“Tekanan itu berpotensi berlanjut, terutama pada awal pekan. Saham-saham bank besar yang menopang IHSG dikhawatirkan akan mengalami aksi jual pada awal pekan,” tulis Phintraco Sekuritas dalam ulasannya, yang dikutip pada Senin, 10 Februari 2025.

Sementara itu, indeks-indeks Wall Street melemah sekitar 1% pada penutupan perdagangan Jumat, 7 Februari 2025, mengakhiri kecenderungan uptrend sejak awal pekan lalu. Pelemahan tersebut merespons rencana pengumuman kebijakan tarif baru oleh Presiden AS, Donald Trump, pada Senin, 10 Februari 2025.

Kebijakan tersebut memungkinkan AS untuk menerapkan tarif impor yang sama dengan yang diterapkan oleh mitra dagang atas produk asal AS, yang dikhawatirkan memicu lonjakan inflasi global. Risiko inflasi ini membuat indikasi pelemahan sektor ketenagakerjaan AS tak memengaruhi pandangan hawkish The Fed pada 2025.

“Peningkatan ketidakpastian risiko global berpotensi memicu lanjutan capital outflow dari pasar modal Indonesia,” jelas Phintraco Sekuritas.

Di dalam negeri, sejumlah data seperti penjualan motor, keyakinan konsumen, dan penjualan ritel Januari 2025 diharapkan dapat meredam aksi jual tersebut. Konsumsi domestik diperkirakan masih cukup solid pada Januari 2025, melanjutkan tren positif yang terlihat pada Desember 2024.

Rekomendasi Saham untuk Senin, 10 Februari 2025

Dalam kondisi pasar yang tidak pasti ini, KB Valbury Sekuritas memberikan rekomendasi untuk beberapa saham yang diperkirakan memiliki potensi cuan pada perdagangan Senin ini. Beberapa saham yang disarankan antara lain BBCA, BRIS, ICBP, INCO, ANTM, dan BBRI.

Untuk BBCA, disarankan untuk melakukan trading buy dengan target harga Rp9.500 per saham, dengan support di Rp9.100 dan stop loss di Rp8.700 per saham. Sementara itu, BRIS juga direkomendasikan untuk trading buy dengan target harga Rp3.090 per saham.

Untuk ICBP, target harga Rp11.650 per saham disarankan, dengan support di Rp11.100 dan stop loss di Rp10.550 per saham. Bagi INCO, disarankan untuk buy on weakness dengan target harga Rp3.020 per saham. Saham ANTM juga direkomendasikan untuk buy on weakness dengan target harga Rp1.455 per saham. Terakhir, BBRI disarankan untuk trading buy dengan target harga Rp4.090 per saham.