logo
Karyawan menunjukkan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Rabu, 23 Maret 2022. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia
Bursa Saham

Peluang Cuan Saham ANTM hingga BRMS Seiring Harga Emas Tembus Rekor Baru

  • Seiring lonjakan harga emas yang mencetak rekor baru. Saham ANTM, BRMS, dan lainnya mengalami kenaikan, didorong oleh prospek positif sektor emas yang berpotensi meningkatkan margin laba perusahaan.

Bursa Saham

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Sejumlah saham yang bergerak di bidang emas di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan Selasa, 11 Februari 2025, kompak menguat. Situasi ini dipicu lonjakan harga logam mulia di pasar global yang mencapai rekor baru di pasar global. 

Berdasarkan data yang dihimpun oleh TrenAsia, terdapat enam emiten emas yang mencatatkan penguatan, dengan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) memimpin kenaikan tertinggi, yaitu 4,91%, yang membawa sahamnya ke level Rp470 per saham pada sesi pagi ini.

Saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), yang merupakan bagian dari Grup Bakrie dan Grup Salim, menguat 4,42% ke posisi Rp378 per saham. Saham PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) juga mengalami kenaikan 2,29%, mencapai Rp268 per saham pada awal perdagangan hari ini.

Selain itu, saham PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) naik 1,68% menjadi Rp1.515 per saham, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) terapresiasi 1,81% ke posisi Rp1.410 per saham, dan saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mencatatkan kenaikan 1,05% menjadi Rp7.200 per saham.

“Penguatan harga emas menjadi katalis positif bagi emiten produsen emas, seperti BRMS, MDKA, ANTM, dan ARCI, karena berpotensi meningkatkan harga jual rata-rata (ASP) serta margin laba perseroan,” ujar Investment Analyst Stockbit Sekuritas, Hendriko Gani dalam risetnya pada Selasa, 11 Februari 2025.  

Sebelumnya, analis KB Valbury Sekuritas, Laurencia Hiemas, dalam dokumen risetnya memberikan rating beli untuk saham ANTM dengan target harga Rp2.100. Laurencia menjelaskan bahwa prospek ANTM tahun ini didorong oleh inisiatif strategis di berbagai segmen utama. 

Di segmen emas, misalnya, ANTM berhasil mengantongi perjanjian offtake baru dengan Freeport untuk 30 ton per tahun. Perjanjian ini otomatis membebaskan tarif impor, mengoptimalkan modal kerja, dan memastikan pasokan yang stabil. 

Selain itu, ANTM juga memperluas jaringan ritel emas untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat di tengah ketidakpastian pasar. Selain ANTM, saham BRMS juga diberikan rating ulang buy dengan target harga Rp560 dalam 12 bulan ke depan. 

Perusahaan dengan kode broker CP ini memandang bahawa BRMS bersiap untuk mencapai pertumbuhan yang luar biasa seiring dengan kenaikan produksi dan tren harga emas yang positif selama belakangan ini. 

Asal tahu saja, harga emas di pasar spot melanjutkan kenaikan, menguat 1,6% ke level US$2.905/oz pada Senin malam, mencetak rekor all-time high. Kenaikan ini dipicu oleh pengumuman Presiden AS, Donald Trump, yang menambahkan tarif 25% untuk semua impor baja dan alumunium ke AS.

Sementara itu, pada pagi tadi, hingga pukul 09.30 WIB, harga emas di pasar spot menguat 1,09% menjadi US$2.939,86 per troy ounce, sementara emas Comex menguat 1,14% ke US$2.967,9 per troy ounce.

Selain itu, Trump juga mengungkapkan rencana tarif balasan pada minggu ini, yang akan menyesuaikan tarif yang diberlakukan oleh negara lain. Keputusan ini berpotensi meningkatkan eskalasi perang dagang dan kembali mendorong inflasi.

Secara keseluruhan, penguatan harga emas menjadi katalis positif bagi emiten sektor emas, yang diprediksi akan meningkatkan margin laba dan harga jual rata-rata mereka. Hal ini membuktikkan bahwa logam mulia tetap menjadi intrumen investasi yang paling safe heaven.