Peluang Harga Saham PGEO, Keuntungan di Balik Menguatnya Energi Hijau
- Harga saham emiten panas bumi, PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO) memiliki prospek menarik dalam jangka panjang.
Bursa Saham
JAKARTA - Harga saham PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO) memiliki prospek menarik dalam jangka panjang. Hal itu imbas pembicaraan energi hijau yang dianggap anugerah bagi emiten yang berfokus pada energi baru terbarukan (EBT) tersebut.
Head of Research PT Yuanta Sekuritas Indonesia Chandra Pasaribu menyatakan menariknya proyeksi bisnis dan prospek saham PGEO juga didorong oleh inisiatif pemerintah dalam mendorong masyarakat memanfaatkan energi hijau itu di masa depan.
Dikatakannya bahwa dengan intervensi langsung dari pemerintah terhadap perkembangan tren penggunaan EBT, semua faktor pendukung untuk mencapai tujuan tersebut dapat menjadi lebih mudah.
- 3 Buku Psikologi Positif yang Wajib Dibaca Agar 2024 Anda Lebih Bahagia dan Seimbang
- APPNINDO Apresiasi Rencana DJPK Kemenkeu Tunda Pemberlakuan Pajak Rokok Elektrik
- AP I Catat 1,5 Juta Pergerakan Penumpang saat Nataru, Naik 18 Persen
“Dengan begitu, kalau kita bicara in fundamental case, tentu saja investasi di perusahaan green energy semacam PGEO adalah pilihan yang tepat,” tutur Chandra dalam risetnya dikutip, pada Rabu, 27 Desember 2023.
Di sisi lain, kata Chandra, saat ini hanya terdapat dua perusahaan panas bumi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu PGEO dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). ni berarti bahwa seluruh potensi investasi hijau di bursa saham diperkirakan akan difokuskan pada dua saham tersebut.
Chandra menyampaikan dua aspek menarik dalam bisnis PGEO. Pertama, dari segi kinerja perusahaan secara fundamental. Kedua, dari perspektif pelaku pasar atau investor terhadap prospek saham energi terbarukan tersebut.
“Kalau kita bicara secara fundamental, posisi PGEO sebagai emiten yang bergerak di sektor energi panas bumi, tentu saja tidak ada masalah. Semuanya bagus dan akan semakin bagus dalam jangka waktu lima hingga tujuh tahun ke depan,” jelasnya.
Yuanta Sekuritas mengidentifikasi momentum yang kuat bagi PGEO karena semakin intensifnya perbincangan tentang isu energi hijau saat ini. Proyeksi pertumbuhan jangka panjang PGEO kemudian ditingkatkan dari 2% menjadi 3%, sementara target harga sahamnya ditetapkan di level Rp1.420.
Dari segi operasional, PGEO baru-baru ini memulai proyek groundbreaking Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lumut Balai Unit 2 di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Proyek ini diharapkan dapat beroperasi pada akhir tahun 2024.
Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Julfi Hadi menyatakan bahwa proyek Lumut Balai Unit 2 adalah langkah konkret menuju tujuan menjadi perusahaan dengan kapasitas 1 GW.
“Pembangunan PLTP Lumut Balai Unit 2 akan menambah kapasitas panas bumi di Area Lumut Balai, sehingga total panas bumi di wilayah tersebut menjadi 110 MW, menjadikannya sebagai PLTP terbesar ketiga di Sumatera,” tutur Jufli beberapa waktu lalu. .
Pasca groundbreaking, kata Jufli, proyek yang masuk dalam kategori Proyek Strategis Nasional sesuai dengan Perpres No.3 Tahun 2016 dan Permen ESDM No. 40 Tahun 2014, akan terus dipercepat ke tahap desain konstruksi, pengeboran pondasi, hingga persiapan jalur transmisi.