Ilustrasi aset kripto.
Fintech

Peluang Hiperinflasi Terbuka karena Upaya Fed Selamatkan Perbankan, Kripto Jadi Lebih Menarik

  • Menurut tim riset Tokocrypto, tren bullish pada pasar kripto merupakan imbas dari langkah The Fed dan pemerintah AS yang mencairkan uang sebesar US$300 miliar (Rp4,6 kuadriliun) untuk menyelamati bank-bank yang mengalami krisis seperti Silicon Valley Bank, Silvergate, dan Signature Bank.
Fintech
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Aset kripto menjadi lebih menarik bagi sebagian investor karena terbukanya peluang skenario hiperinflasi akibat bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve (The Fed) berupaya menyelamatkan sektor perbankan yang terancam krisis.

Tim riset Tokocrypto menilai bahwa pekan lalu adalah momentum yang membahagiakan bagi para trader maupun investor aset kripto karena pasar mengalami bull run.

Bitcoin (BTC) akhirnya menembus level resistance US$25.000 atau setara dengan Rp383,72 juta dalam asumsi kurs Rp15.349 per-dolar AS setelah sebelumnya tampak bergerak ragu-ragu untuk melampaui posisi tersebut.

Menurut pantauan Coin Market Cap pada akhir pekan, Bitcoin mengalami penguatan 1,25% ke posisi US$28.047 (Rp430,5 juta).

Dalam sepekan terakhir, aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar ini pun terpantau mengalami penguatan 4,88%.

Menurut tim riset Tokocrypto, tren bullish pada pasar kripto merupakan imbas dari langkah The Fed dan pemerintah AS yang mencairkan uang sebesar US$300 miliar (Rp4,6 kuadriliun) untuk menyelamati bank-bank yang mengalami krisis seperti Silicon Valley Bank, Silvergate, dan Signature Bank.

Kebijakan tersebut dinilai Tokocrypto dapat menyebabkan bertambahnya peredaran uang untuk terhindar dari deflasi. Akan tetapi, di sisi lain, bertambahnya peredaran uang baru ini dapat menurunkan nilai mata uang, terutama dolar AS.

"Dengan meningkatnya uang yang beredar di masyarakat, maka akan memicu skenario hiperinflasi serta adanya potensi untuk aset pengguna akan dialirkan ke kripto karena ketidakpercayaan masyarakat terhadap bank," tulis tim riset Tokocrypto dikutip Minggu, 26 Maret 2023.

Dengan mengacu kepada indeks ketakutan dan ketamakan (fear and greed index), tim riset Tokocrypto pun menyebutkan bahwa saat ini aset kripto tengah menunjukkan sinyal kuat untuk bullish, yang mana angka indeks berada di posisi 61 dan berada di kategori "Greed".

Indeks pun mengalami kenaikan tanpa adanya indikator yang menunjukkan kecenderungan fear of missing out (FOMO) sehingga penguatan yang terjadi adalah pergerakan yang normal.

Selain adanya kekhawatiran hiperinflasi, sentimen positif untuk Bitcoin pun bertumbuh karena El Salvador, negara pertama yang melegalkan aset kripto sebagai alat pembayaran yang sah, akan meluncurkan surat utang Bitcoin pada pertengahan Juni hingga September mendatang.

Kemudian, keputusan The Federal Reserve (The Fed) untuk meredam agresivitasnya daam mengerek suku bunga pun menjadi variabel yang membantu penguatan pada pasar kripto.