<p>Begitu besarnya potensi ekonomi digital di Indonesia membuat perusahaan rintisan alias startup cukup menggiurkan bagi investor lokal dan asing / Shutterstock</p>
Home

Peluang IPO Start Up Asli RI dari Gojek, Tokopedia, Traveloka hingga Bukalapak

  • Beberapa perusahaan rintisan Tanah Air yang disebut-sebut akan melakukan IPO antara lain PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek Indonesia), Tokopedia, PT Trinusa Travelindo (Traveloka), dan Bukalapak.

Home
Dewi Aminatuz Zuhriyah

Dewi Aminatuz Zuhriyah

Author

JAKARTA –  Sejumlah perusahaan rintisan (start up) Indonesia berstatus unicorn dan decacorn bersiap go public atau melantai di bursa saham lewat penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Beberapa perusahaan rintisan Tanah Air yang disebut-sebut akan melakukan IPO antara lain PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek Indonesia), Tokopedia, PT Trinusa Travelindo (Traveloka), dan Bukalapak.

Bendahara Asosiasi Modal Ventura Seluruh Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan menuturkan, keberhasilan unicorn melantai di bursa diharapkan memberikan likuiditas bagi para pemegang saham. Menurutnya, dampak positif apabila cukup berhasil go public, dalam arti animo investor bursa tinggi dan harga bisa stabil atau naik maka suntikan dana kepada start up akan makin gencar.

“Ini disebabkan oleh sentimen tersebut dan juga akses ke pendanaan dari para pemegang saham di perusahaan yang melantai dari liquidity yang didapatkan itu,” kata Edward kepada TrenAsia.com, Senin 15 Maret 2021.

Dalam hal ini, Edward menilai langkah sejumlah start up yang akan melantai di Wall Street Amerika Serikat melalui perusahaan akuisisi bertujuan khusus (special purpose acquisition company/SPAC) cukup tepat. Pasalnya, melalui SPAC ini proses listing di bursa saham akan lebih cepat.

“Betul, akan lebih cepat. (Sebenarnya) tidak beda dengan reverse listing, atau melantai menggunakan shell company. Bedanya kalau SPAC, perusahaan memang khusus dibuat untuk siap melantai, jadi bersih tidak ada history,” jelasnya.

Sementara itu, ekonom Institute for Development Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan latar belakang start up melakukan IPO adalah sebagai salah satu sumber pendanaan untuk bersaing dengan perusahaan penguasa pasar.

Dia mencontohkan seperti dalam industri e-commerce, Shopee cukup mendominasi industri dagang el tersebut.

“Tokopedia yang tadinya menjadi nomor satu saat ini ketinggalan sampai 10 juta traffic dari Shopee. Sedangkan Bukalapak sepertinya juga sudah mengendur untuk bisa bersaing dengan Shopee,” katanya.

Untuk itu, lanjutnya, Tokopedia dan Bukalapak berencana untuk melakukan IPO untuk menggalang dana agar bisa bersaing dengan Shopee.

“Sedangkan Gojek perlu pendanaan lebih untuk bisa bersaing dengan Grab. Terlebih saat ini Shopee sudah masuk dalam industri jasa antar makanan. Jadi persaingan akan semakin ketat. Kenapa butuh pendanaan? karena persaingan di industri digital ini hanya berstrategi bakar uang. Jadi merek  tetap butuh pendanaan lebih untuk bisa memberikan diskon-diskon untuk menarik konsumen,” imbuhnya.

Dengan begitu, konsumen akan diuntungkan karena bisa menurunkan biaya pembelian barang akibat adanya diskon, dan ekonomi bisa berjalan lebih efisien.

“Konsumsi masyarakat di pasar online akan terus meningkat dan mendorong pertumbuhan ekonomi, meskipun tidak signifikan,” tegasnya.