Kapal pengangkut liquid natural gas (LNG) Triputra milik PT GTS Internasional Tbk (GTSI).
Korporasi

Peluang Lebar Ekspansi GTSI Usai Utang Turun Drastis

  • Utang jangka pendek PT GTS Internasional Tbk (GTSI) periode 30 Juni 2023 menurun drastis menjadi US$15,2 juta dari akhir tahun 2022 yang mencapai US$39,4 juta
Korporasi
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

JAKARTA – Utang jangka pendek PT GTS Internasional Tbk (GTSI) periode 30 Juni 2023 menurun drastis menjadi US$15,2 juta dari akhir tahun 2022 yang mencapai US$39,4 juta.

Menguatnya rasio keuangan perusahaan dengan posisi rasio utang terhadap modal periode semester I-2023 menjadi 69% atau 0,69 kali atau dengan kata lain memiliki ruang penguatan modal yang lebih baik ketimbang periode yang sama tahun 2022 yang 1,17 kali atau 117%.

Dengan kondisi Debt to Equity Ratio (rasio utang terhadap modal) GTSI memiliki ruang untuk menggalang pinjaman atau dana pihak ketiga dengan ruang yang cukup besar dalam rangka ekspansi usaha beberapa periode mendatang

Selain itu, terhadap kinerja 30 Juni 2023, Emiten penyedia jasa pengiriman gas alam cair (Liquified Natural Gas/LNG), yang merupakan anak usaha dari PT Humpuss Maritim Internasional (HUMI) yang sedang menggalang dana IPO, telah membukukan peningkatan laba bersih yang fantastis mencapai 175,08% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada semester I-2023. 

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Jumat, 28 Juli 2023, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai US$6,91 juta pada paruh pertama tahun ini dari US$3,01 juta pada semester I-2022.

Sejalan dengan hal tersebut, laba usaha perseroan juga melonjak 40,82% yoy menjadi US$7,04 juta per 30 Juni 2023. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, GTSI mencatat laba usaha sebesar US$5 juta.

Efektivitas Pengelolaan Anggaran

Direktur Utama GTSI Tammy Meidharma mengatakan bahwa kinerja positif ini didukung oleh efektivitas pengelolaan bisnis yang dijalankan manajemen, sehingga berhasil menekan sejumlah beban dan mengoptimalkan bottom line perseroan.

“Meskipun pendapatan menurun, kami berupaya mendorong operasional bisnis yang efektif. Dengan strategi itu, kami berhasil mendapatkan keuntungan yang lebih maksimal,” ujarnya dalam keterangan resmi.

Pada periode yang berakhir 30 Juni 2023, GTSI berhasil meraup pendapatan usaha sebesar US$13,5 juta, turun dari US$21,14 juta pada semester I-2022. Namun, perseroan berhasil menekan beban pokok pendapatan hingga 45,78% yoy dari US$12,73 juta menjadi US$6,9 juta.

Selain itu, GTSI juga sukses menekan seluruh postur liabilitasnya sekitar 36,23% menjadi US$42,63 juta pada semester I-2023 dari US$66,84 juta periode akhir tahun 2022. Kondisi ini terutama ditopang oleh menyusutnya liabilitas jangka pendek mencapai 61,32%.

Tammy menambahkan, pengelolaan bisnis dari sisi operasional juga didukung oleh tata kelola keuangan yang baik. Hal ini terbukti dari menguatnya kas dan setara kas yang dimiliki oleh GTSI pada akhir Juni 2023 menjadi US$23,83 juta dari US$20,4 juta pada 31 Desember 2022.

“Kami optimistis dengan inovasi, efisiensi, dan efektivitas tata kelola perusahaan yang dilakukan manajemen saat ini dapat terus mendorong kinerja GTSI pada periode-periode selanjutnya,” tutup Tammy.

Proyek Baru GTSI

Dalam mendukung kinerja, GTSI telah diplot oleh induk usaha PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) melalui PT Humpuss Maritim Internasional (HUMI) untuk melayani distribusi gas alam cair dari Papua Barat menuju berbagai daerah di Indonesia, ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman kerjasama distribusi dan pemasaran gas alam cair dengan PT Padoma Global Neo Energi, perusahaan pengelolaan energi termasuk penyedia dan infrastruktur gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) di Papua.

Kedua perusahaan bersepakat untuk menjalankan kerjasama di bidang pelayanan dan jasa transportasi dan distribusi energi sekaligus secara bersama-sama memasarkan dan mengelola LNG yang berasal dari Papua Barat.