Korea Utara luncurkan delapan rudal balistik sekaligus dan dikhawatirkan akan kembali meningkatkan ketegangan dengan Korea Selatan.
Dunia

Peluncuran Rudal Balistik oleh Korea Utara Dikhawatirkan akan Tingkatkan Ketegangan

  • Korea Utara meluncurkan delapan rudal balistik jarak pendek ke arah Laut Jepang dan dikhawatirkan dapat meningkatkan tensi di Semenanjung Korea.

Dunia

Fadel Surur

PYONGYANG - Korea Utara meluncurkan delapan rudal balistik jarak pendek ke arah Laut Jepang dan dikhawatirkan dapat meningkatkan tensi di Semenanjung Korea. 

Peluncuran rudal dilaksanakan pada hari Minggu, 5 Juni 2022 selama sekitar 30 menit menurut Militer Korea Selatan, seperti dikutip dari NHK World.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan menyebutkan bahwa rudal itu ditembakkan dari empat lokasi termasuk daerah Sunan di ibukota Korea Utara, Pyongyang. 

Rudal yang ditembakkan terbang antara 110km-600km dengan ketinggian 25km-90km.

Ini merupakan kali pertama Korea Utara meluncurkan delapan rudal dalam waktu sesingkat itu. 

Dalam pertemuan Dewan Keamanan Nasional (NSC), Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol menyebutkan bahwa uji coba itu merupakan ujian dan tantangan terhadap kesiapan keamanan pemerintahan baru Korea Selatan yang mulai menjabat bulan lalu.

Aksi ini menunjukkan bahwa Korea Utara mampu melakukan serangan rudal dari berbagai lokasi dan menghindari sistem anti rudal. 

Peluncuran rudal ini juga dianggap sebagai sikap menentang Korea Utara atas upaya Korea Selatan dan AS yang memperkuat pertahanan. 

Dalam pertemuan kedua negara yang diadakan bulan lalu, para pemimpin Korea Selatan dan AS menyepakati pembicaraan mengenai perluasan ukuran latihan militer bersama.

Pada hari Sabtu, 4 Juni lalu kedua negara melaksanakan latihan militer bersama di perairan internasional tenggara Prefektur Okinawa, Jepang. Ini merupakan latihan militer bersama kedua negara yang melibatkan kapal induk bertenaga nuklir yang pertama sejak November 2017.

Dalam beberapa pekan terakhir, Korea Utara telah menguji coba berbagai rudal, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM) terbesarnya.

Tes terakhir yang dijalankan adalah pada 25 Mei lalu setelah Presiden AS Joe Biden mengakhiri perjalanan di Asia dan menyetujui langkah-langkah baru untuk mencegah Korea Utara. 

Korea Utara dipercaya sedang memperkuat pengembangan nuklir dan misilnya yang dikhawatirkan akan kembali menjalani uji coba nuklir lagi.