Pemain Liga Prancis Dicoret Tim karena Pilih Puasa Saat Berlaga
- Pelatih Nantes, Antoine Kombouare, mengatakan pencoretan Hadjam karena sang pemain menolak untuk tidak berpuasa saat pertandingan.
Dunia
JAKARTA—Klub Ligue 1 Prancis, Nantes, tengah jadi sorotan setelah mencoret bek mereka, Jaouen Hadjam, dari skuat. Hal ini setelah Hadjam memilih tetap berpuasa saat pertandingan melawan Reims akhir pekan lalu. Pelatih Nantes, Antoine Kombouare, mengatakan pencoretan Hadjam karena sang pemain menolak untuk tidak berpuasa saat pertandingan.
Sejak menangani Paris Saint-Germain pada 2009, Kombouare dikenal sebagai pelatih yang melarang pemain Muslimnya berpuasa saat bertanding. “Saya punya aturan yang sangat sederhana. Tidak masalah bagi pemain yang berpuasa Ramadan selama sepekan. Namun pada hari pertandingan, itu dilarang,” ucap Kombouare dikutip dari Sportbible, Senin 3 April 2023.
Kombouare mengaku sering membuka diskusi dengan para pemain Muslim untuk keperluan tim. Menurut dia, aktivitas puasa bakal mengganggu performa pemain saat pertandingan. “Mereka yang menjalani puasa Ramadan pada hari pertandingan akan tinggal di rumah. Saya tidak akan mengganggu kesehatan pemain atau menyusahkan rekan satu tim mereka. Ketika Anda tidak makan sepanjang hari, itu menjadi rumit,” tutur sang pelatih.
- Industri Kreatif Tertekan Akibat Wacana Larangan Total Iklan Rokok
- Inilah 5 Brand Skincare Terbesar di Dunia
- KB Bukopin Bidik Rp1,5 T Hingga Rp2 T Dana Rights Issue Untuk CKPN 2023
Nantes sendiri tetap kalah 0-3 dari Reims saat memarkir Hadjam. Belakangan sejumlah aturan mengenai pemain yang menjalankan puasa di Liga Prancis memang tengah disorot. Belum lama ini Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) melarang wasit menghentikan pertandingan untuk sekadar memberikan waktu berbuka puasa pada pemain Muslim.
FFF beralasan menghentikan pertandingan untuk berbuka puasa melanggar statuta organisasi. “Sepak bola tidak melihat pilihan politik, agama, atau ideologis para pelakunya. Prinsip ini berlaku untuk semua orang: badan, klub, pemegang lisensi, dan wasit,” kata FFF dalam pernyataan yang dikirimkan kepada wasit dan klub, dikutip dari Lequipe.
Hal ini berbanding terbalik dengan regulasi di Liga Premier Inggris. Di Inggris, wasit justru diinstruksikan memberikan jeda guna memberikan waktu kepada pemain Muslim untuk berbuka puasa. Aturan itu diberlakukan di seluruh divisi Liga Inggris sejak beberapa tahun lalu.