Pemanfaatan SRG Petani Tumbuh Rp190,9 Miliar

JAKARTA – Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga meminta pelaku usaha memaksimalkan pemanfaatan Sistem Resi Gudang (SRG) di daerah.

Ia menjelaskan, SRG merupakan kebijakan Kementerian Perdagangan melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan Komoditi (Bappebti) dan para pengelola di bawah pemerintah daerah.

• 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
• PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
• Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea

SRG, ujarnya, bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, khususnya para petani. “Komoditas petani akan disimpan dan dijual dengan harga potensial,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima TrenAsia.com, Rabu, 27 Januari 2021.

Menurutnya, selama tiga tahun terakhir pemanfaatan SRG menunjukkan pertumbuhan positif. Pada 2020, nilai transaksinya mencapai Rp190,94 miliar atau tumbuh 72% dibandingkan periode 2019. Nilai pembiayaan yang disalurkan juga mencapai Rp114,31 miliar atau naik 70%.

Adapun jenis komoditas yang diterbitkan resi gudang, meliputi gabah atau beras, jagung, kopi, kakao, rumput laut, rotan, lada, garam, timah, ikan, dan ayam karkas beku.

Pelaksanaan SRG sendiri mencakup 158 gudang di Indonesia yang dimiliki oleh pemerintah maupun swasta. Hingga tahun lalu, terdapat 85 pengelola gudang yang mendapat persetujuan dari Bappebti. Selain itu, ada 52 lembaga penilaian yang mendukung pelaksanaan SRG di Indonesia.

“Kemendag akan memaksimalkan pemanfaatan SRG sehingga dapat dirasakan oleh masyarakat. Ini juga menunjukkan sinergi antara pemerintah pusat dengan daerah sehingga diharapkan bisa meningkatkan pembangunan ekonomi di daerah,” ujar Jerry.