<p>Sumber: Liputan6.com</p>

Pembangunan 4.000 BTS Ditarget Rampung Hingga 2020

  • Trenasia.co, Jakarta-Pemerintah menargetkan pembangunan 4.000 BTS di seluruh Indonesia rampung hingga 2020. Rencana tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika atau Bakti, Anang Achmad Latif baru-baru ini. “Itu akan terwujud pada 2020,” cetusnya, Selasa, (15/10) di Gedung Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kominfo). Dikutip dari Antara, rancangan pembangunan BTS tersebut sudah dikumpulkan dari semua kepala dinas […]

Virdika Rizky

Virdika Rizky

Author

Trenasia.co, Jakarta-Pemerintah menargetkan pembangunan 4.000 BTS di seluruh Indonesia rampung hingga 2020.

Rencana tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informatika atau Bakti, Anang Achmad Latif baru-baru ini. “Itu akan terwujud pada 2020,” cetusnya, Selasa, (15/10) di Gedung Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kominfo).

Dikutip dari Antara, rancangan pembangunan BTS tersebut sudah dikumpulkan dari semua kepala dinas kabupaten, beserta beberapa bupati dari seluruh Indonesia.

Dia mengatakan tahun ini Bakti akan menyelesaikan 500 BTS. Anggaran yang digunakan, kata dia, merupakan anggaran Bakti. Pembangunan 4 ribu BTS itu, juga merupakan lanjutan dari 1.000 BTS yang sudah terbangun. “Nanti pada 2020, kata Pak Presiden, kita selesaikan 3.500 lagi,” ujarnya.

Anang meyakini, masih banyak wilayah yang memerlukan BTS seperti Natuna, Anambas dan wilayah terluar lainnya. Menurutnya, wilayah tersebut memiliki potensi ekonomi yang baik, tapi sinyalnya tidak ada. “50 persen dari 4.000 BTS itu ada di Papua dan Papua Barat,” kata dia.

Dia juga mengungkapkan saat ini masih terdapat kesulitan dalam pembangunan, terutama untuk wilayah kerja seperti Papua. “Meski geografisnya daratan, tapi di lokasinya belum tersedia akses jalan. Sehingga, tidak ada jalan teknologi microwave,” imbuhnya.

“Sampai ketinggian tiga ribu bahkan ada yang sampai empat ribu lebih ketinggiannya untuk memasang tower. Nah di situ lah sulitnya medan. Karena orang tidak bisa seharian bekerja di sana. Sehari mungkin hanya bisa tiga jam maksimal yang bisa bekerja, arena di atas itu oksigen tipis,” kata Anang.