Pembangunan Gedung Perkantoran Diramal Minim Hingga 2024
- Geliat penambahan suplai industri perkantoran diramalkan akan semakin minim kedepan. Hal ini disebabkan oleh fokus para pengembang untuk merilis produk baru semakin melambat.
Properti
JAKARTA - Geliat penambahan suplai industri perkantoran diramalkan akan semakin minim ke depan. Hal ini disebabkan oleh fokus para pengembang untuk merilis produk baru semakin melambat.
Senior Associate Director Research Colliers International Ferry Salanto mengungkapkan, selama kuartal II-2023, hanya ada pertambahan dua gedung perkantoran di Jakarta, yakni T Tower yang berlokasi di Gatot Subroto dan masuk ke dalam kawasan Central Business District (CBD), serta Lippo Tower Holland Village di Cempaka Putih yang ada di luar CBD.
"Kebanyakan pengembang sadar bahwa saat ini bukan waktu tepat menambah stok properti ke dalam market," ujarnya dalam media briefing Colliers pada Kamis, 20 Juli 2023.
- Platform Pemilu.Ai Meluncur, Disebut Bisa Hemat Biaya Kampanye
- Pembuat Mobil Listrik Vietnam Bangun Pabrik di Amerika Serikat
- Revitalisasi Stadion Teladan Medan Telan Duit Setengah Triliun
Berdasarkan paparan Ferry, pada 2024 tidak ada penambahan gedung perkatoran baru di Kawasan CBD. Pengembang baru akan merilis lagi gedung perkantoran pada 2025.
Adapun total pasok kumulatif Jakarta 11,1 juta m². CBD = 7.32 juta m² (+/- 67%); di luar CBD = 3,84 juta m². Empat gedung direncanakan selesai dan membawa tambahan pasokan di H2 2023 sekitar 140.000 m² di Jakarta.
Sejak pandemi COVID-19, pasar perkantoran masih tertekan akibat kondisi oversupply yang tidak diiringi dengan stabilitas permintaan. Namun, kondisi tersebut akan pulih setelah pasokan baru berhenti masuk ke pasar.
Pencarian Ruang Kantor Jakarta Menggeliat
Ferry mengungkapkan, meskipun penambahan suplai industri perkantoran diramalkan akan semakin minim, namun tingkat pencarin ruang kantor justru naik.
Selama kuartal II-2023 tingkat hunian kawasan Central Business District (CBD) sebesar 73,7% sedangkan untuk di luar CBD di angka 72,9%. Rerata tingkat hunian tersebut turun 11% hingga 12% dibandingkan sebelum pandemi namun pada kuartal II-2023 trennya sudah membaik.
Aktivitas bisnis diperkirakan kembali normal karena perusahaan mulai mewajibkan pegawai kembali ke kantor (WFO). Alhasil, permintaan ruang perkantoran mulai membaik, meskipun eksekusinya kemungkinan besar belum diselesaikan di 2023.
Jika melihat tarif sewanya, Ferry mengatakan harganya masih lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi. Tarif Dasar Sewa, CBD diangka Rp245,625 sedangkan diluar CBD diangka Rp175,96.
Tarif dasar sewa diperkirakan relatif stabil hingga penghujung 2023. Pengembang masih fokus untuk menaikkan tingkat hunian dibandingkan menaikkan tarif sewa.