Pipa gas milik PT Perusahaan Gas Negara Tbk.
Industri

Pembangunan Pipa PGN di Blok Rokan Bisa Hemat Rp2,1 Triliun

  • JAKARTA – Pembangunan pipa minyak mentah di Blok Rokan oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) alias PGN lewat PT Pertamina Gas (Pertagas) dapat menghemat anggaran hingga US$2,1 triliun. Komisaris Utama PGN Arcandra Tahar mengatakan biaya pembangunan proyek pipa Blok Rokan rencana semula ditaksir menghabiskan dana US$450 juta. Nilai itu setara Rp6,3 triliun (kurs Rp14.000 […]

Industri

Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA – Pembangunan pipa minyak mentah di Blok Rokan oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) alias PGN lewat PT Pertamina Gas (Pertagas) dapat menghemat anggaran hingga US$2,1 triliun.

Komisaris Utama PGN Arcandra Tahar mengatakan biaya pembangunan proyek pipa Blok Rokan rencana semula ditaksir menghabiskan dana US$450 juta. Nilai itu setara Rp6,3 triliun (kurs Rp14.000 per dolar AS).

Kemudian, kata dia, setelah dilakukan kajian ulang dan berbagai penghematan, biaya pembangunan pipa Rokan ini berhasil ditekan menjadi sekitar US$300 juta setara Rp4,2 triliun.

“Penghematan biaya sebesar US$150 juta atau sekitar Rp2,1 triliun, tentu sangat berarti di tengah tantangan bisnis yang sangat dinamis akibat Pandemi COVID-19 dewasa ini,” ujar Arcandra. Hal itu disampaikannya melalui akun Instagram resmi terverifikasi @arcandra.tahar dikutip TrenAsia.com pada Sabtu, 20 Juni 2020.

Mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ini bilang berbagai inovasi akan terus dilakukan dan dikembangkan PGN di masa depan sebagai motor utama pembangunan infrastruktur serta pemanfaatan gas bumi.

Energi untuk Kemakmuran

“Dengan memperkuat penggunaaan teknologi dan mengoptimalkan sisi komersial, kami berharap PGN mampu menjadi alat utama pemerintah. Terutama dalam memastikan bahwa gas bumi yang diproduksi di dalam negeri digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat,” kata dia.

Sub holding gas di bawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Pertamina (Persero) ini bakal membangun proyek pipa gas di koridor Minas-Duri-Dumai dan Balam-Bangko-Dumai, Wilayah Kerja Rokan.

Arcandra menjelaskan, Blok Rokan seluas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan. Tiga lapangan di Blok Rokan berpotensi menghasilkan minyak sangat baik, yaitu Duri, Minas dan Bekasap. Nantinya, pipa sepanjang 367 Km dengan diameter 4-24 inchi ini akan mengangkut minyak mentah dari Blok Rokan.

Sesuai keputusan pemerintah pada Agustus 2019, pengelolaan Blok Rokan yang merupakan salah satu sumber minyak utama di Indonesia saat ini akan beralih dari Chevron kepada Pertamina mulai 2021. Chevron telah 50 tahun mengelola Blok Rokan dan kontraknya berakhir pada 2021.

“Dalam upaya untuk mengoptimalkan peran PGN di sektor infrastruktur gas bumi, komisaris dan direksi terus bekerja sama mewujudkan proyek pipa Blok Rokan ini tepat waktu dengan lebih efisien,” tegasnya.

Sebelumnya, Direktur Infrastrukstur dan Teknologi PGN Redy Ferryanto mengungkapkan, proyek tersebut sebagai salah satu upaya guna mendukung peningkatan produksi siap jual migas dari Blok Rokan.

Sinergi BUMN

Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi antar-anak perusahaan Grup Pertamina. Emiten bersandi saham PGAS tersebut mengalokasikan biaya sekitar US$300 juta dan berhasil menekan biaya belanja modal (capital expenditure/capex) dengan efisiensi sekitar 30%.

“Proyek ini juga sudah direncanakan sebagai salah satu proyek utama PGN sehubungan dengan target capex 2020. Penetapan keputusan final investasi (final investment decision/FID) proyek Pipa Rokan diharapkan turut mengoptimalkan upaya efisiensi tersebut,” kata Redy. Hal itu disampaikan melalui keterangan resmi perusahaan.

Redy menjelaskan, minyak yang diproduksi dari lapangan Rokan akan dibawa ke kilang minyak milik Pertamina di Dumai. Estimasi minyak yang akan diangkut mencapai 250.000 barel per hari.

Proyek ini dijadwalkan mulai memasuki persiapan konstruksi pada Juli 2020 dan ditargetkan rampung pada akhir 2021.

Secara umum, jalur pipa terdiri atas 12 segmen dan tiga stasiun yaitu Stasiun Duri, Dumai, dan Manifold Batang. Di setiap segmen pipeline, terdapat pig launcher dan receiver termasuk aksesorisnya.

Sectional Break Balve (SBV) di 24 lokasi, dan Horizontal Direct Drilling (HDD) di 12 lokasi, beserta Leak Detection System untuk semua ruas dan Oil Transport & Management System.

Pada proyek ini, Pertagas akan menjadi operator dalam melaksanakan pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan.

Peningkatan Pendapatan

Dari sisi kinerja operasional, proyek ini diproyeksikan memberikan dampak pada peningkatan pendapatan perseroan dari pengembangan bisnis transportasi minyak mentah. Khususnya untuk kontraktor kontrak kerja sama ( KKKS) seperti Chevron Pasific Indonesia (CPI), BOB Bumi Siak Posako & KKKS lainnya.

“Pembangunan pipa ini merupakan proyek strategis nasional untuk mendukung ketahanan energi nasional,” ungkapnya.

Sebelumnya, PT Pertamina Gas bekerja sama dengan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) dalam pengadaan material pipa minyak Blok Rokan, Riau.

Dalam kerja sama tersebut, Krakatau Steel (KS) akan memasok 53.600 metrik ton material produk baja Hot Rolled Coil (HRC) untuk pembangunan pipa minyak Blok Rokan sepanjang 370 Km. Selanjutnya, akan dilakukan tooling oleh Pertagas ke pabrikan pipa.

Penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan oleh Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim dan Direktur Utama Pertagas Wiko Migantoro. Bertempat di Kantor Pertagas Selasa, 16 Juni 2020, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan COVID-19.

Wiko mengatakan skema kerja sama yang dilakukan dengan emiten berkode saham KRAS ini merupakan inovasi baru dalam rangka efisiensi pengadaan pipa.

“Penghematan yang kita lakukan dengan membeli langsung material dari KS, kemudian dilakukan tooling ke pabrikan pipa ini, mencapai 16%,” ujarnya. Hal itu disampaikan melalui keterangan tertulis.

Dengan kerja sama tersebut, katanya, akan berkontribusi terhadap upaya penyelesaian proyek pipa minyak Blok Rokan sepanjang 370 Km secara tepat waktu. Proyek itu diharapkan selesai sesuai target pada semester II-2021.

Selain itu, kata Wiko, kerja sama dengan KS juga merupakan bentuk komitmen afiliasi Pertamina, dan PGN. Kerjasama ini adalah dalam Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri. (SKO)