<p>mata uang kripto ethereum / pixabay.com</p>
Fintech

Pembaruan Ethereum Diprediksi Akan Menahan Laju Kenaikan Bitcoin, Kok Bisa?

  • Setelah pembaruan ini, jaringan blockchain Ethereum yang pada awalnya menggunakan konsensus Proof-of-Work (PoW) akan beralih ke konsensus Proof-of-Stake (PoS).
Fintech
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Seorang peneliti aset kripto bernama Kyle McDonald memprediksi pembaruan jaringan Ethereum akan menahan laju kenaikan harga Bitcoin (BTC).

Setelah pembaruan ini, jaringan blockchain Ethereum yang pada awalnya menggunakan konsensus Proof-of-Work (PoW) akan beralih ke konsensus Proof-of-Stake (PoS).

Pergantian konsensus ini dikatakan akan menjadi momen yang mengubah permainan untuk industri kripto. 

Pasalnya, Ethereum Foundation sendiri sebelumnya telah mengumumkan bahwa penggunaan PoS akan menggunakan 99,95% lebih sedikit energi ketimbang PoW.

McDonald pun mengatakan, dengan adanya pembaruan konsensus yang menawarkan energi yang lebih hemat ini, konsensus PoW sewaktu-waktu akan ditinggalkan.

Sementara itu, Bitcoin adalah aset kripto yang jaringan blockchain-nya menggunakan konsensus PoW. Maka dari itu, McDonald pun mendesak para pelaku pasar untuk menjual Bitcoin sekarang atau mereka akan terjebak dengan sistem PoW tanpa batas waktu.

"Ketika Anda berpindah dari sistem yang menghasilkan sebanyak mungkin angka acak secepat mungkin dengan 10 juta unit pemrosesan grafis di seluruh dunia ke sistem yang berjalan pada beberapa ribu komputer yang energinya cukup rendah, itu akan membuat perbedaan besar," ujar McDonald dikutip dari CoinDesk, Senin, 12 September 2022.

Bahkan, menurut McDonald, dengan adanya pembaruan Ethereum yang terkesan lebih "ramah" ini, Bitcoin tidak akan pernah lagi mencapai level tertinggi (all-time high/ATH) seperti yang terjadi pada November 2021.

Pada saat itu, Bitcoin menyentuh level tertinggi di harga US$69.000 atau setara dengan Rp1,02 miliar dalam asumsi kurs Rp14.839 perdolar Amerika Serikat (AS).

Selain Bitcoin, aset digital yang akan ikut terdampak oleh pembaruan Ethereum adalah non-fungible token (NFT).

Peralihan tren PoW ke PoS pada gilirannya memungkinkan terciptanya duplikat dari NFT di dua jaringan blockchain yang berbeda.

Padahal, salah satu keistimewaan yang ditawarkan NFT adalah keberadaannya yang tidak bisa diduplikasi atau ditiru. Dengan demikian, McDonald pun mengingatkan bahwa nantinya nilai NFT bisa berdilusi.

Perbedaan Proof-of-Work dan Proof-of-Stake

PoW adalah sebuah sistem yang memiliki tujuan utama untuk mencegah serangan siber, seperti pengiriman e-mail berbahaya, spam, atau serangan Distributed Denial of Service (DDoS) yang dapat menghabiskan tenaga pada sumber daya sistem komputer.

Pada dasarnya, PoW digunakan untuk menentukan bagaimana blockchain bisa memastikan validasi transaksi dan mencegah kejahatan siber.

Kekurangan dari PoW adalah kebutuhan daya listriknya yang begitu besar dan keterbatasan dalam memproses sejumlah transaksi secara bersamaan.

Sementara itu, PoS adalah konsep yang memungkinkan pengguna untuk melakukan penambangan sesuai dengan jumlah aset yang dipegang.

Misalnya, semakin banyak aset kripto altcoin tertentu yang dipegang, maka pengguna yang bersangkutan akan memiliki daya tawar yang lebih tinggi dalam melakukan penambangan aset altcoin tersebut.

PoS dihadirkan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat pada PoS. Salah satunya adalah kebutuhan listrik yang lebih hemat sehingga biaya yang dikeluarkan oleh pengguna jaringan pun lebih sedikit.