<p>Karyawati menunjukan mata uang Rupiah dan Dolar AS di Jakarta, Kamis, 18 Februari 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Pasar Modal

Pembatasan di China Akibat COVID-19 Dilonggarkan, Nilai Kurs Rupiah Berpotensi Menguat Lagi

  • Menurut data perdagangan Bloomberg, Senin, 5 Desember 2022, nilai kurs rupiah dibuka menguat 56,5 poin di posisi Rp15.369 perdolar Amerika Serikat (AS).
Pasar Modal
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Nilai kurs rupiah berpotensi menguat lagi seiring dengan pembatasan di China akibat COVID-19 yang dilonggarkan pemerintah setempat.

Menurut data perdagangan Bloomberg, Senin, 5 Desember 2022, nilai kurs rupiah dibuka menguat 56,5 poin di posisi Rp15.369 perdolar Amerika Serikat (AS).

Pada perdagangan sebelumnya, Jumat, 2 Desember 2022, nilai kurs rupiah ditutup menguat 137 poin di level Rp15.425,5 perdolar AS.

Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan, langkah pemerintah yang melonggarkan pembatasan aktivitas di China dapat mendorong sentimen positif untuk aset berisiko, termasuk rupiah.

"Kebijakan ini bisa mendukung pertumbuhan ekonomi China dan membantu perekonomian negara mitra. Ini bisa mendukung penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini," ujar Ariston kepada TrenAsia, Senin, 5 Desember 2022.

Untuk diketahui, pada hari Minggu, 4 Desember 2022, beberapa kota di China mengumumkan pelonggaran pembatasan COVID-19 setelah munculnya gelombang protes dari masyarakat.

Selain pelonggaran pembatasan di China, indikasi perlambatan kenaikan suku bunga bank sentral AS alias The Federal Reserve (The Fed) pun turut berpengaruh terhadap penguatan rupiah.

"Pasar masih percaya The Fed akan mengendurkan kenaikan suku bunga acuannya ke depan," ujar Ariston.

Ariston pun menuturkan, cukup banyak analis yang memperkirakan resesi akan menghantam negeri Paman Sam sehingga hal itu akan memicu The Fed untuk menurunkan agresivitasnya dalam mengerek suku bunga.

Untuk perdagangan hari ini, Ariston memperkirakan nilai kurs rupiah dapat menguat ke kisaran Rp15.380 perdolar AS dengan potensi pelemahan di sekitar Rp15.450 perdolar AS.