Pembentukan Super Benua Baru Diprediksi akan Memusnahkan Mamalia
- Pembentukan super benua terjadi bersamaan dengan empat dari lima kepunahan massal terakhir di masa lalu secara geologis
Sains
JAKARTA-Sebuah studi baru mengungkapkan mamalia kemungkinan besar akan musnah dari muka bumi oleh benua super berikutnya di planet kita.
Penelitian dilakukan memodelkan toleransi mamalia terhadap panas dan kondisi iklim Bumi 250 juta tahun ke depan. Para ilmuwan menemukan pembentukan benua super berikutnya yang paling mungkin terjadi dan disebut Pangea Ultima akan menyebabkan kemungkinan kepunahan ordo hewan kita.
Para peneliti membuat prediksi menggunakan model iklim yang memperhitungkan perubahan suhu permukaan tanah di benua super baru. Seiring dengan peningkatan intensitas radiasi matahari dan karbon dioksida di atmosfer. Studi ini dipublikasikan pada 25 September di jurnal Nature Geoscience .
“Super benua tampaknya menciptakan kondisi yang lebih mudah menyebabkan kepunahan massal,” kata penulis pertama Alexander Farnsworth , ahli iklim di Universitas Bristol di Inggris, kepada Live Science Rabu 27 September 2023. “[Pembentukan super benua ] terjadi bersamaan dengan empat dari lima kepunahan massal terakhir di masa lalu secara geologis.”
- Tokoh Oposisi Korea Selatan Lolos dari Penangkapan
- Google Doodle Rayakan Ulang Tahun Ke-25, Simak Perjalanan Google Selama Ini
- Didukung AI, Berikut Fitur Baru Microsoft Setelah Update
Fondasi bumi tidak statis, dan terdiri dari lempengan batuan padat yang mengapung di lautan magma yang berputar. Selama 2 miliar tahun terakhir, arus konveksi magmatik telah berulang kali menarik lempeng-lempeng ini untuk membentuk samudra dan benua. Kemudian menyatukannya kembali menjadi super benua. Hal ini terjadi dalam siklus kira-kira sekali setiap 600 juta tahun.
Para ilmuwan memperkirakan super benua berikutnya akan terbentuk dalam waktu 250 juta tahun. Ini ketika daratan bumi saling bertabrakan untuk membentuk Pangea Ultima. Peristiwa ini kemungkinan terjadi di di garis khatulistiwa.
Benua baru ini akan menjadi panas. Salah satunya karena sebagian besar daratan khatulistiwanya tidak akan memiliki efek pendinginan yang disebabkan oleh lautan. Selain itu benua ini akan menyerap lebih banyak radiasi dari matahari yang lebih tua dan lebih aktif. Serta menyerap lebih banyak karbon dioksida akibat aktivitas gunung berapi.
Hal ini kemungkinan besar merupakan malapetaka bagi mamalia. Ordo hewan ini sebenarnya cukup baik dalam mengatasi suhu tinggi. Namun panasnya bisa melebihi 40 derajat Celsius saat cuaca kering, atau 35 C saat cuaca lembap. Ini menyebabkan pengatur suhu ini mulai rusak; mencegah pembuangan panas berlebih yang berbahaya dari tubuh.
Untuk mengetahui seberapa layak dihuni bumi di masa depan, para ilmuwan menggunakan model iklim yang dijalankan superkomputer yang memperkirakan suhu dan kelembaban di seluruh Pangea Ultima.
Dengan sebagian besar daratan bumi terkunci, matahari yang menua memancarkan radiasi 2,5% lebih banyak. Selain itu tingkat karbon dioksida di atmosfer meningkat hingga 1,5 kali lipat dari tingkat saat ini. Simulasi menemukan bahwa hanya 8% daratan superkontinen yang dapat dihuni oleh mamalia.
Para ilmuwan memperkirakan sebagian besar peningkatan suhu ini mungkin terjadi setelah letusan besar yang membentuk daerah tumpukan lava yang bersendawa karbon. Daerah yang dikenal sebagai provinsi beku besar.
Didorong oleh kekuatan tektonik lempeng yang bertabrakan, pertumbuhan provinsi-provinsi yang mengerikan ini akan membuat mamalia hanya punya sedikit waktu untuk beradaptasi dengan suhu yang melonjak.
“Meskipun saat ini ada beberapa mamalia yang sangat spesialis yang dapat menghuni wilayah seperti Sahara, masih harus dilihat apakah mamalia ini akan dipilih secara istimewa dan keturunannya akan menyebar ke Pangea Ultima dan mendominasi,” kata Farnsworth. “Mungkin reptil lebih mampu beradaptasi? Atau sesuatu yang sama sekali berbeda?”
Para peneliti mengatakan masih ada kemungkinan Pangea Ultima mengancam akhir semua kehidupan. Terutama jika suhu menjadi sangat panas sehingga tanaman tidak dapat lagi melakukan fotosintesis . Namun kemampuan tanaman untuk beradaptasi terhadap suhu, serta ketahanan ekosistem laut di masa depan, memerlukan lebih banyak penelitian untuk memahaminya, kata mereka.
Pangea Ultima juga bukan satu-satunya superkontinen yang mungkin terbentuk. Benua yang lebih dingin, seperti Amasia yang berpusat di kutub juga telah diprediksi oleh para ilmuwan . Di tempat ini mamalia mungkin bisa bertahan hidup.