Pemberontak Suriah Rebut Kota Penting Hama
- Hama terletak lebih dari sepertiga jalan dari Aleppo ke Damaskus. Dan penaklukannya akan membuka jalan bagi kemajuan pemberontak ke Homs.
Dunia
JAKARTA- Dalam perkembangan utama terbaru dalam konflik di Suriah, pemberontak anti-pemerintah telah menguasai kota Hama yang merupakan pusat penting.
Tentara Suriah mengakui pasukan oposisi telah memasuki kota Hama setelah pertempuran sengit. Situasi ini mendorong pasukannya untuk dikerahkan kembali ke luar kota strategis tersebut.
“Kami mengerahkan kembali pasukannya untuk menyelamatkan nyawa warga sipil dan mencegah pertempuran di kota,” kata militer Suriah dalam sebuah pernyataan Kamis 5 Desember 2024. Awalnya, Kementerian Pertahanan Suriah mengklaim garis pertahanannya di sekitar Hama tidak dapat ditembus.
Panglima oposisi Hassan Abdul Ghany mengunggah di media sosial pada Kamis pagi bahwa para pejuangnya telah mulai memasuki Hama. Dia menegaskan kemenangan ini diraih tanpa balas dendam dan penuh belas kasihan.
- Perkembangan Rokok Elektrik di Indonesia dan Dampaknya pada Perekonomian
- Berikut Sederet Rencana Mentan Genjot Produksi Beras
- Celios: PPN Selektif 12 Persen Berpotensi Bingungkan Pengusaha
Kota Hama telah dikepung sejak Selasa yang diikuti dengan pertempuran sengit pada Rabu malam dengan tentara Suriah. Pasukan pemerintah didukung oleh serangan udara Rusia yang gencar. Pasukan oposisi yang dipimpin HTS kemudian memasuki kota dari timur.
Video yang diunggah di media sosial menunjukkan pasukan anti-pemerintah telah merebut pangkalan udara militer di pinggiran Hama. Rekaman menunjukkan beberapa pesawat tempur MiG-23 Flogger dan pesawat pengebom Il-28 Beagle yang sudah lama tidak aktif. Tidak jelas apakah ada pesawat di sana yang masih aktif. Tetapi ada laporan bahwa pesawat yang masih berfungsi telah dipindahkan dari pangkalan itu bulan lalu.
Video lainnya menunjukkan pembebasan tahanan yang sebelumnya ditahan di fasilitas penahanan negara di kota tersebut. Beberapa dari mereka telah ditawan selama lebih dari satu dekade .
Al Jazeera melaporkan pengambilalihan Hama merupakan perkembangan besar sekaligus dalam pukulan besar lainnya bagi Presiden Bashar al-Assad. Hanya dalam waktu seminggu mereka berhasil menguasai penuh kota terbesar kedua di Suriah, Aleppo. Dan sekarang kota terbesar keempat .
Pejuang oposisi maju ke selatan dari daerah kantong mereka di barat laut Suriah. Mereka merebut Aleppo minggu lalu sebelum mencapai bukit strategis di utara Hama pada hari Selasa. Kemudian maju ke sisi timur dan barat kota.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia pada Rabu malam mengatakan pejuang oposisi telah mengepung kota Hama dari tiga sisi. “Bentrokan hebat terjadi pada malam hari antara pemberontak dan pasukan pemerintah. Khususnya di wilayah Jabal Zayn al-Abidin, tepat di utara Hama,” kata lembaga berbasis di London tersebut.
Kota Penting
Hama terletak lebih dari sepertiga jalan dari Aleppo ke Damaskus. Dan penaklukannya akan membuka jalan bagi kemajuan pemberontak ke Homs. Kota pusat utama yang berfungsi sebagai persimpangan yang menghubungkan wilayah-wilayah terpadat di Suriah.
Hal ini juga penting untuk mengendalikan dua kota besar dengan komunitas agama minoritas yang cukup besar. Dua wilayah itu adalah Muhrada, yang merupakan rumah bagi banyak umat Kristen, dan Salamiya, tempat terdapat banyak Muslim Ismaili. Provinsi Hama juga berbatasan dengan wilayah pesisir Latakia. Basis utama dukungan rakyat bagi al-Assad.
Jika pemberontak dapat mempertahankan kendali di Hama, dan bergerak ke arah barat menuju pantai, hal ini mengancam akan memutus pangkalan utama Rusia di Suriah dari wilayah lainnya di negara tersebut. Dua fasilitas tersebut adalah Pangkalan Udara Khmeimim di Latakia dan fasilitas angkatan laut di pelabuhan Tartus. Jika itu terjadi, hal itu akan sangat membahayakan kemampuan Rusia untuk mendukung Assad secara militer. Serta merampas satu-satunya fasilitasnya di Mediterania.
Hama berlokasi strategis di persimpangan utama di Suriah bagian barat-tengah. Kota ini menyediakan jalur pasokan langsung antara ibu kota Damaskus dan Aleppo. Pemberontak tidak dapat merebut kota tersebut sejak perang saudara Suriah dimulai pada tahun 2011.
Kota ini juga memiliki makna simbolis. Ini karena merupakan lokasi salah satu pembantaian terbesar dan paling brutal di negara itu pada tahun 1982. Ketika Presiden Hafez al-Assad ayah dari penguasa saat ini memerintahkan militernya untuk menumpas pemberontakan. Laporan Amnesty International tahun 1983 menyebutkan jumlah korban meninggal di kedua belah pihak antara 10.000 hingga 25.000 orang.
Perang saudara Suriah dimulai selama Musim Semi Arab 2011. Saat pemerintah menumpas pemberontakan terhadap Assad yang telah menjadi presiden sejak tahun 2000. Hama adalah lokasi beberapa protes pertama terhadap rezim Suriah selama Musim Semi Arab.
Kejatuhannya akibat pemberontakan bersenjata yang bangkit kembali akan mengirimkan gelombang kejut ke seluruh Damaskus dan sekutu-sekutunya, Rusia dan Iran. Meski Moskow sebagian besar fokus pada perang di Ukraina sejak melancarkan invasinya pada Februari 2022, serangan udara Rusia di wilayah yang dikuasai pemberontak di Suriah utara telah meningkat tajam selama seminggu terakhir.
Media pemerintah Suriah mengutip sumber militer pada Rabu malam mengatakan angkatan udara Rusia dan Suriah, beserta unit artileri, telah melancarkan serangan terkonsentrasi terhadap apa yang mereka sebut teroris di wilayah Hama.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada hari Kamis mengatakan Rusia sedang menilai situasi di Suriah. Pihaknya juga terus berhubungan dengan otoritas Suriah. “Tergantung pada penilaian situasi, kami akan dapat berbicara tentang tingkat bantuan yang dibutuhkan oleh otoritas Suriah,” katanya dikutip kantor Berita TASS Rusia.
Kelompok oposisi paling kuat yang terlibat dalam serangan ini adalah Hayat Tahrir al-Sham (HTS). Pemimpinnya, Abu Mohammed al-Golani telah berjanji untuk melindungi kelompok minoritas agama di Suriah.
Pada hari Rabu al-Golani mengunjungi benteng bersejarah Aleppo dalam sebuah momen simbolis. Cikal bakal kelompok tersebut diusir dari kota tersebut pada tahun 2016 setelah berbulan-bulan pengepungan dan pertempuran sengit. Mereka mengalami kekalahan terbesar dalam perang tersebut.
Di sisi lain, ada pertanyaan tentang kemampuan pemberontak untuk mempertahankan wilayah yang telah mereka rebut. Meskipun terkenal terorganisasi dengan baik, kecepatan gerak maju pasukan HTS membuat penyebaran pasukannya semakin terbatas. Ini menjadikan mereka lebih rentan terhadap serangan balik rezim.
Selain itu, ada pertanyaan tentang sejauh mana HTS akan mampu memerintah wilayah yang dikuasainya dengan andal, terutama dalam jangka panjang. Juga ada pertanyaan yang lebih luas tentang bagaimana pemain strategis utama lainnya akan menanggapi perkembangan terkini.
Perkembangan selanjutnya juga akan sangat tergantung bagaimana pasukan pemerintah mengatur ulang kekuatan dan strateginya. Menurut kantor berita Sana , Assad menawarkan kenaikan gaji prajurit karier sebesar 50 persen sebagai insentif. Belum diketahui apakah tindakan ini tidaklah cukup. Tetapi ini merupakan sebuah indikasi. Bahwa untuk pertama kalinya selama bertahun-tahun, cengkeraman kekuasaan Assad di seluruh Suriah mungkin mulai melemah.