Abraham Lincoln
Dunia

Pembunuhan Pemimpin Dunia: Luka Sejarah, Pemicu Perang dan Tragedi

  • Pembunuhan seorang pemimpin dunia tidak hanya menciptakan efek langsung pada jalannya pemerintahan, tetapi juga meninggalkan jejak yang mendalam dalam luka sejarah dan memori kolektif manusia.
Dunia
Muhammad Imam Hatami

Muhammad Imam Hatami

Author

JAKARTA - Kehidupan dan kepemimpinan seorang tokoh negara sering kali menjadi bagian dari identitas sebuah bangsa. Namun, dalam sejarah yang panjang, kita juga menyaksikan bagaimana kehidupan dapat berakhir secara tiba-tiba dan tragis ditangan pembunuh. 

Pembunuhan seorang pemimpin dunia tidak hanya menciptakan efek langsung pada jalannya pemerintahan, tetapi juga meninggalkan jejak yang mendalam dalam luka sejarah dan memori kolektif manusia. 

Fenomena ini terkait erat dengan apa yang dikenal dalam psikologi sebagai "flashbulb memory" atau memori kilat, di mana detail-detail peristiwa tertanam dalam pikiran individu dengan kejelasan yang menakjubkan. 

Dilansir dari Ensiklopedia Britanica, Rabu 23 Agustus 2023, berikut beberapa pembunuhan pemimpin paling fenomenal sepanjang Sejarah.

1. Pembunuhan John F. Kennedy 

Salah satu peristiwa yang melambangkan tragis ini adalah pembunuhan Presiden Amerika Serikat ke-35, John F. Kennedy. Kota Dallas menjadi saksi insiden tersebut pada tanggal 22 November 1963. 

Saat mengendarai iring-iringan mobil di Dallas, pada pukul 12:30 siang, Kennedy tewas tertembak. Lee Harvey Oswald, seorang pria yang kemudian menjadi tersangka utama dalam pembunuhan ini, diduga telah melepaskan tiga tembakan yang mengambil nyawa  Kennedy dan melukai Gubernur Texas John. B. Connally dalam iring-iringan mobil terbuka di Dealey Plaza. 

Oswald ditangkap di Teater Texas pada sekitar pukul 13.45. Pada pukul 01.30 tanggal 23 November, dia secara resmi didakwa atas pembunuhan Presiden Kennedy. Namun, pada pagi hari tanggal 24 November, ketika Oswald sedang dipindahkan dari sel penjara ke kantor interogasi, Jack Ruby pemilik klub malam Dallas, mengakhiri hidup Oswald dengan tembakan, menyimpan misteri dan kontroversi yang terus mengelilingi peristiwa tragis ini.

2. Kematian Abraham Lincoln 

Pembunuhan Presiden Amerika Serikat ke-16, Abraham Lincoln, adalah contoh lain bagaimana tindakan individu dapat membentuk jalan sejarah. Lincoln, seorang tokoh sentral dalam perjuangan melawan perbudakan dan perwujudan prinsip persatuan selama Perang Saudara Amerika, tewas pada tanggal 14 April 1865. 

John Wilkes Booth, seorang aktor yang memiliki pandangan politik yang bertentangan dengan lincoln, mengakhiri riwayat hidup presiden itu. Pagi tanggal 14 April 1865, John Wilkes Booth mengetahui rencana Presiden Abraham Lincoln untuk menghadiri pertunjukan "Our American Cousin" di Teater Ford di ibu kota.

 Sekitar pukul 18.00, di tengah suasana sepi, Booth masuk ke teater dengan merusak pintu. Saat babak ketiga drama sedang berlangsung, Booth menemukan  Lincoln dan tamu-tamunya tidak dijaga dengan ketat. Dengan cepat, dia menarik pistol dan menembak bagian belakang kepala Lincoln. Sambil berteriak, "Sic semper tyrannis!" (motto negara bagian Virginia yang artinya "Demikianlah selalu bagi para tiran!"). tindakannya menciptakan suatu momen tragis yang membekas dalam ingatan sejarah.

3. Pembunuhan Archduke Franz Ferdinand 

Pembunuhan Pangeran Mahkota Austria, Archduke Franz Ferdinand, dan istrinya, Sophie, pada tahun 1914 oleh Gavrilo Princip, anggota kelompok nasionalis Serbia yang dikenal sebagai kelompok “Tangan Hitam” mengubah arus sejarah. Tindakan ini memicu runtuhnya dominasi Austria sebagai negara besar dan memicu meletusnya Perang Dunia I, yang berdampak luas pada perubahan geopolitik global dan mengambil jutaan nyawa sebagai korban.

Kisah kelam yang memicu Perang Dunia I dimulai ketika Gavrilo Princip, bersama rekannya Nedjelko Čabrinović dan beberapa revolusioner lainnya, mengetahui tentang rencana kunjungan resmi Pangeran Mahkota Austria, Francis Ferdinand, ke Sarajevo pada bulan Juni 1914. Pada tanggal 28 Juni. Čabrinović melemparkan sebuah bom. yang sayangnya memantul dari mobil Archduke dan meledak di bawah kendaraan di belakangnya.

Tidak lama setelah ledakan, Pangeran Mahkota dan istrinya, Sophie, pergi menuju rumah sakit untuk mengunjungi pengawal yang terluka akibat bom tersebut. Di perjalanan, saat mobil mereka melewati Gavrilo Princip, sang penembak, tragedi berdarah terjadi.  

Princip menembak mati pasangan tersebut. Meskipun Princip menyatakan bahwa ia sebenarnya tidak berniat menargetkan pasangan tersebut, tetapi ingin menembak Gubernur Militer, Jenderal Oskar Potiorek, Austria-Hongaria menganggap Serbia bertanggung jawab atas pembunuhan ini. 

Pembunuhan pemimpin dunia membawa kita pada refleksi mendalam tentang kehidupan yang penuh potensi. Dari peristiwa-peristiwa ini, kita diingatkan akan pentingnya perdamaian, kestabilan, dan kerjasama internasional. Mereka menjadi pengingat bahwa sejarah harus dihargai, dipelajari, dan dijadikan panduan untuk masa depan. Sebagai manusia, kita memiliki tanggung jawab untuk menghindari peristiwa serupa dan mendorong arah yang lebih positif untuk dunia yang akan datang.