Pemda Diminta Siapkan Anggaran untuk Bangun Smart Grid
JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta Pemerintah Daerah (Pemda) turut serta menyediakan anggaran untuk pembangunan meteran listrik pintar atau smart grid. Tujuannya tak lain mempercepat pencapaian rasio elektrifikasi di daerah masing-masing. Direktur Jenderal Ketenegalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, kebijakan ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan […]
Industri
JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meminta Pemerintah Daerah (Pemda) turut serta menyediakan anggaran untuk pembangunan meteran listrik pintar atau smart grid. Tujuannya tak lain mempercepat pencapaian rasio elektrifikasi di daerah masing-masing.
Direktur Jenderal Ketenegalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, kebijakan ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang ESDM sebagai produk turunan UU Nomor 11 Tahun 2021 tentang Cipta Kerja.
“Pemerintah tengah fokus memperluas akses listrik ke seluruh pelosok Indonesia dengan mengedepankan prinsip ketersediaan (availability), keandalan (reliability), dan keterjangkauan (affordability),” katanya dalam keterangan tertulis, Rabu, 24 Februari 2021.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Seperti diketahui, capaian rasio elektrifikasi mencapai 99,20% per akhir tahun lalu. Persentase ini menjadi yang paling besar dalam 20 tahun terakhir.
Rida pun berharap pemerintah bersama pihak swasta, pemilik teknologi, perbankan dan akademisi bisa bersinergi mengintegrasikan smart grid melalui berbagai dukungan dan riset.
Sebagai informasi, smart grid merupakan teknologi yang relatif baru bagi Indonesia. Selain mempercepat elektrifikasi, teknologi ini dianggap mampu menciptakan efisiensi di pembangkit, transmisi dan distribusi.
Dalam prosesnya, smart grid dapat mengurangi susut (losses) pada jaringan distribusi untuk digunakan dalam pengembangan distributed generation. Hal ini bisa meningkatkan integrasi energi terbarukan dalam skala besar sehingga ikut menurunkan tarif listrik melalui pengendalian beban puncak listrik.
Selain itu, teknologi ini juga melibatkan partisipasi pelanggan dalam penyediaan tenaga listrik berbasis sumber energi setempat. Sebab, jaringanna bisa mengintegrasikan kegiatan dari seluruh pengguna, mulai dari pembangkit sampai ke konsumen.