logo
Pengolahan sampah makanan menjadi pakan ternak yang dilakukan oleh Magalarva, pemenang hibah DBS Foundation.
Perbankan

Pemenang Hibah DBS Foundation Ubah Sampah Makanan Jadi Cuan, Begini Caranya

  • Bertepatan dengan peringatan Earth Hour pada 22 Maret dan Zero Waste Day pada 30 Maret, Bank DBS mendukung perusahaan berdampak sosial yang berfokus pada pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, salah satunya adalah Magalarva.

Perbankan

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Isu sampah masih menjadi permasalahan krusial di Indonesia. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, volume sampah nasional pada tahun 2024 mencapai 32 juta ton. 

Dari jumlah tersebut, sekitar 12,9 juta ton atau 40,33% tidak terkelola dengan baik. Selain itu, Indonesia juga tercatat sebagai negara dengan sampah makanan terbanyak di Asia Tenggara, mencapai 14,73 juta ton per tahun menurut UNEP Food Waste Index 2024.

Bertepatan dengan peringatan Earth Hour pada 22 Maret dan Zero Waste Day pada 30 Maret, Bank DBS  mendukung perusahaan berdampak sosial yang berfokus pada pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat, salah satunya adalah Magalarva.

Magalarva: Solusi Inovatif untuk Pengelolaan Sampah Makanan

Magalarva merupakan perusahaan berdampak sosial yang berkomitmen untuk mengatasi permasalahan sampah makanan dengan pendekatan berbasis teknologi. Berdiri sejak 2017, perusahaan ini menggunakan Black Soldier Fly (BSF) untuk mengolah limbah organik menjadi pakan ternak berkualitas tinggi. Pendekatan ini menjadi solusi inovatif di tengah dominasi metode pengolahan sampah yang lebih banyak berfokus pada limbah non-organik.

  • Baca Juga: Sejumlah Bank Besar Buyback di Tengah Koreksi IHSG, Ini Jadwal dan Alokasi Dampaknya

Pada tahun 2023, Magalarva menerima hibah dari DBS Foundation Grant Program untuk memperluas operasinya. Dukungan ini digunakan untuk meningkatkan efisiensi pemilahan sampah serta memperbanyak jumlah limbah yang dapat didaur ulang.

Mona Monika, Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia, mengungkapkan apresiasinya terhadap peran Magalarva. Menurutnya, social enterprises seperti Magalarva memiliki peran penting dalam membangun masa depan yang lebih berkelanjutan. 

Mona mengatakan bahwa Magalarva sendiri adalah bukti bahwa inovasi dan keberlanjutan bisa berjalan seiring, menciptakan dampak nyata bagi lingkungan dan komunitas. 

“Di DBS Foundation, kami meyakini bahwa perubahan tidak hanya lahir dari inovasi, tetapi juga dari dukungan yang tepat untuk mempercepat dan memperluas dampaknya. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk terus mendukung para perusahaan berdampak sosial ini dalam berkembang, menghadirkan berbagai terobosan, dan membawa manfaat yang lebih luas bagi masyarakat,” ujar Mona melalui pengumuman tertulis yang diterima TrenAsia, Kamis, 20 Maret 2025. 

Perjalanan dan Pencapaian Magalarva

Sejak awal berdiri, Magalarva mengalami perkembangan signifikan. Kapasitas pengolahan sampahnya meningkat dari hanya 60 kg per hari menjadi 6 ton per hari. Setelah mendapatkan hibah dari DBS Foundation, kapasitas ini melonjak hingga 10 ton per hari, dengan produksi larva mencapai 1-2 ton per hari.

Pada tahun 2024, Magalarva berhasil menembus pasar internasional dengan mengekspor 14 ton produk pakan ke Amerika Serikat. Keberhasilan ini membuktikan bahwa solusi berbasis keberlanjutan tidak hanya berdampak positif terhadap lingkungan, tetapi juga memiliki potensi ekonomi yang besar.

Di samping itu, Magalarva juga memperluas jangkauan kerja samanya. Saat ini, perusahaan ini telah menjalin kemitraan dengan lebih dari 20 organisasi dari berbagai sektor, melampaui target awal sebanyak 12 mitra. Beberapa mitra strategis Magalarva mencakup Ceres, Sarirasa, Indolakto, Rekosistem, PT Arie Karya Utama (AKU), dan Jangjo.

Untuk meningkatkan efisiensi operasional, Magalarva telah membangun dua fasilitas pemilahan sampah di Bekasi dan Tangerang Selatan serta menambah jumlah armada pengangkut. Upaya ini bertujuan untuk menjangkau lebih banyak pasar dengan harga yang lebih kompetitif, sekaligus meningkatkan jumlah limbah yang dapat diolah.

Dampak Sosial yang Dihasilkan Magalarva

Selain mengolah sampah makanan, Magalarva juga turut berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat. Saat ini, perusahaan ini telah menyerap tenaga kerja lokal yang terdiri dari 23 perempuan (termasuk empat di posisi manajerial), 43 operator pabrik, dan 130 pemulung yang berpartisipasi dalam proses pemilahan sampah. Program insentif juga diterapkan bagi para pemulung yang memilah dan menjual sampah organik, yang memungkinkan mereka memperoleh tambahan pendapatan hingga 35%.

Di tingkat industri, Magalarva mendorong perubahan positif dalam pengelolaan limbah makanan. Salah satu mitranya, The Westin Jakarta, telah memperbarui Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan menerapkan sistem pemilahan sampah organik menggunakan drum yang dapat ditukar secara berkala tanpa plastik sekali pakai. Inisiatif ini sejalan dengan program keberlanjutan yang didukung oleh pemerintah dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).

Masa Depan Magalarva: Ekspansi dan Keberlanjutan

Ke depan, Magalarva terus berupaya memperluas cakupan pengolahan sampah makanan serta memperbanyak kemitraan dengan pelaku industri. Perusahaan ini juga menargetkan ekspansi internasional yang lebih luas setelah sukses menjajaki pasar Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat.

DBS Foundation Grant Program sendiri telah mendukung berbagai perusahaan berdampak sosial sejak diluncurkan pada 2015. Hingga saat ini, program ini telah menyalurkan hibah senilai SGD 21,5 juta kepada 160 wirausaha sosial di berbagai negara tempat DBS Bank beroperasi. Fokus utama program ini mencakup pemenuhan kebutuhan dasar, mendorong inklusi sosial, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat untuk masa tua yang lebih bermartabat.