Acara Ngobrol Santai ‘Mewujudkan Efisiensi Logistik Nasional” di Jakarta, Selasa, 2 Juli 2024.
Transportasi dan Logistik

Pemerataan Investasi: Kunci Utama Turunkan Biaya Logistik di Indonesia

  • Ketua International Federation of Freight Forwarders Associations (FIATA) regional Asia Pasifik, Yukki Nugrahawan Hanafi, mengatakan bahwa biaya logistik di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan beberapa negara lainnya.

Transportasi dan Logistik

Idham Nur Indrajaya

JAKARTA - Pemerataan investasi dan ekonomi dinilai sebagai solusi utama untuk meningkatkan efisiensi biaya logistik di Indonesia. 

Ketua International Federation of Freight Forwarders Associations (FIATA) regional Asia Pasifik, Yukki Nugrahawan Hanafi, mengatakan bahwa biaya logistik di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan beberapa negara lainnya.

Ia menekankan pentingnya pemerataan ekonomi di luar Pulau Jawa sebagai langkah utama untuk mengatasi masalah biaya logistik yang mahal di dalam negeri. 

Saat ini, biaya logistik yang efisien cenderung hanya terjadi di Pulau Jawa, yang merupakan pusat populasi dan ekonomi nasional. Sebaliknya, di wilayah timur Indonesia, biaya logistik cenderung lebih mahal karena minimnya muatan balik yang bisa dikirim. .

Yukki menyatakan bahwa penyebaran investasi saat ini sudah sesuai dengan upaya meningkatkan efisiensi logistik. Dia mencatat bahwa persentase investasi di luar Pulau Jawa kini lebih mendominasi dibandingkan dengan investasi di Pulau Jawa. 

“Dulu itu investasi mostly terjadi di pulau Jawa, sekarang itu di luar Jawa secara persentase lebih tinggi dari yang di Jawa, artinya ini kan bagus, terjadi sebuah perubahan yang kita harapkan pemerataan ekonomi itu merata di seluruh Indonesia,” kata Yukki di acara Ngobrol Santai ‘Mewujudkan Efisiensi Logistik Nasional” di Jakarta, Selasa, 2 Juli 2024.

Baca Juga: Diresmikan Jokowi, Makassar New Port jadi Pelabuhan Terbesar di Indonesia Timur

Menurut Yukki, masuknya investasi ke luar Pulau Jawa akan meningkatkan produksi industri, roda perekonomian, dan pergerakan penduduk di daerah tersebut. 

Dengan meningkatnya kegiatan ekonomi, diharapkan biaya logistik akan menurun. Yukki mengatakan bahwa logistik akan semakin efisien kalau volumenya naik. Dengan demikian, diharapkan investasi untuk ke depannya akan lebih merata di seluruh wilayah Indonesia.

Meski demikian, Yukki menegaskan bahwa alih-alih terlalu fokus pada indeks kinerja logistik yang dirilis Bank Dunia, seluruh pihak sebaiknya lebih memusatkan perhatian pada peningkatan dan pemerataan produksi industri nasional. Menurutnya, kinerja logistik Indonesia tidak bisa dibandingkan secara langsung dengan negara-negara lain karena faktor geografis yang berbeda.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki tantangan logistik yang unik dibandingkan dengan negara non-kepulauan. 

Yukki menambahkan bahwa daya saing logistik Indonesia di tingkat ASEAN saat ini berada di posisi kelima, dengan Singapura di peringkat pertama, diikuti oleh Thailand, Vietnam, dan Malaysia. 

Dengan pemerataan investasi dan peningkatan produksi industri di seluruh wilayah Indonesia, diharapkan efisiensi biaya logistik dapat tercapai. Hal ini tidak hanya akan mengurangi biaya logistik, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata di seluruh Indonesia.