Jajajaja
Korporasi

Pemeriksaan Kesehatan Naik, Laba Prodia Melambung 318 Persen ke Rp511 Miliar

  • PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) berhasil meraih pertumbuhan laba hingga 318% year-on-year (yoy) per kuartal III-2021.
Korporasi
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) berhasil meraih pertumbuhan laba hingga 318% year-on-year (yoy) per kuartal III-2021.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI), sepanjang sembilan bulan pertama 2021 Prodia berhasil membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp511 miliar. Jumlah ini lebih tinggi ketimbang periode yang sama tahun lalu, yakni Rp122,2 miliar. 

Selain itu, pendapatan Prodia juga naik 65,8% yoy menjadi Rp1,99 triliun, dari sebelumnya Rp1,2 triliun per kuartal III-2020. Kontribusi terbesar berasal dari pendapatan laboraturium yang mencapai Rp1,85 triliun. Sementara itu, pendapatan nonlaboraturium dan klinik masing-masing menyumbang Rp147 miliar dan Rp17,8 miliar.

Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty mengungkapkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih pada kuartal III-2021 ditopang oleh peningkatan pemeriksaan kesehatan, terutama tes rutin umum, tes esoterik, dan tes genomik.

Hingga September 2021, Prodia telah melayani 13,7 juta pemeriksaan kesehatan dengan komposisi lebih dari 80% terdiri dari tes esoterik (tes khusus/baru) dan tes rutin, serta 18% pemeriksaan terkait COVID-19 dan lainnya.

Pendapatan tes esoterik ini mengalami pertumbuhan 110,7% menjadi sebesar Rp828,69 miliar. Pendapatan tes rutin juga meningkat 45% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Jika ditotal, jumlah kunjungan pelanggan mengalami peningkatan 37,6% menjadi lebih dari 2.683.905 per kuartal III-2021.

“Kami fokus pada pencapaian kinerja profitabilitas, keunggulan operasional bisnis inti, dan optimalisasi penggunaan sistem teknologi informasi,” mengutip keterangan tertulis, Rabu, 3 November 2021.

Di samping itu, pihaknya juga mengembangkan layanan berbasis digital dengan memperhatikan customer experience/journey melalui patient centric model.

Kinerja tersebut, lanjutnya, juga ditopang oleh kontribusi pendapatan dari masing-masing segmen pelanggan. Segmen pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang sebesar 68,4% kepada pendapatan Prodia. Kemudian, segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi menyumbang sebesar 31.6%.

Di sisi lain, beban pokok pendapatan Prodia membangkak, dari minus Rp547 miliar menjadi minus Rp757 miliar.

Pada periode ini, Prodia mencatat total liabilitas sebesar Rp470,9 miliar, naik tipis 6,13% year-to-date (ytd) dari Rp443,7 miliar per Desember 2020. Total ekuitas juga lebih tinggi, yakni Rp2,14 triliun dari sebelumnya Rp1,78 triliun per akhir tahun lalu.

Prodia per akhir September 2021 memiliki kas dan setara kas sebesar Rp679,2 miliar. Kas ini naik 86% ytd dari Rp364,9 miliar per akhir 2020. Untuk margin laba bersih dan margin EBITDA masing-masing mengalami peningkatan menjadi sebesar 61,9% dan 37,4%. 

Prodia juga mencatatkan rasio lancar sebesar 736,1% dan rasio cepat sebesar 709,1%. Adapun total aset Prodia naik menjadi Rp2,61 triliun, dari akhir 2020 yang sebesar Rp2,23 triliun.