Pemerintah Dorong Sulsel Keluar dari Zona Merah
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo mendorong Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk keluar dari zona merah demi stabilitas ekonomi. Pasalnya, Kementerian Ketenagakerjaan mencatat dalam kurun kurang lebih tiga bulan di masa pandemi, ada 3,7 juta karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Saat ini, Gugus Tugas tengah membantu tiga wilayah di zona merah […]
Nasional & Dunia
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo mendorong Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk keluar dari zona merah demi stabilitas ekonomi.
Pasalnya, Kementerian Ketenagakerjaan mencatat dalam kurun kurang lebih tiga bulan di masa pandemi, ada 3,7 juta karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Saat ini, Gugus Tugas tengah membantu tiga wilayah di zona merah COVID-19 untuk keluar dari status tersebut. Adapun, tiga termaksud adalah Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.
“Kita harus mempersiapkan diri melaksanakan kegiatan masyarakat yang produktif tetapi aman COVID-19. Artinya kita tidak boleh terpapar COVID-19, tapi kita juga tidak boleh terkapar PHK,” kata Doni dalam siaran persnya, Senin, 8 Juni 2020.
Pelonggaran 9 Sektor
Dalam masa transisi, Gugus Tugas memberi peluang kepada sembilan sektor untuk kembali beraktivitas secara produktif dan aman COVID-19. Kesembilan sektor tersebut meliputi; pertambangan, perminyakan, industri, konstruksi, perkebunan, pertanian dan peternakan, perikanan, logistik dan transportasi barang.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Dalam upaya mengendalikan kasus COVID-19, Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah menjelaskan Pemprov Sulsel telah memiliki strategi penanganan seperti menyiapkan katering bergizi bagi pasien dan petugas kesehatan di lima rumah sakit (RS).
“Lalu, mengembangkan layanan RS dengan menambah kapasitas tempat tidur melalui anggaran APBD Provinsi,” kata Nurdin.
Kapasitas spesimen laboratorium (Lab) juga ditingkatkan dari 350 menjadi 900 spesimen per hari dengan menambah jumlah Lab pemeriksa dari 3 Lab menjadi 7 Lab. Kemudian, mengatur alur rujukan RS bagi pasien COVID-19 dengan menempatkan 3 RSUD sebagai RS rujukan pertama dan RS wahidin dan RS Unhas sebagai RS rujukan utama.
Lebih lanjut Nurdin menyatakan pihaknya telah melakukan Massiv Tracing, Intensive Testing dan Edukasi Aktif yang diistilahkan dengan TRISULA (Tiga Upaya Pengendalian Covid Sulawesi Selatan).
Nurdin mengklaim jumlah tes harian per 1 Juta penduduk berada di angka 60 di Sulsel. Angka ini dua kali lipat lebih banyak dibanding angka nasional Indonesia yang hanya berada pada angka 30.
Menurut data BNPB, total positif COVID-19 di Sulse mencapau 1.903 dengan kasus aktif ada 1.129. Dari data tersebut, 634 orang melakukan isolasi mandiri dan 495 dirawat di rumah sakit. Pasien sembuh 674 orang dan meninggal 100 orang.
Selanjutnya untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 1.153 dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 371 orang.