<p>Ilustrasi: Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo memberi keterangan dalam Rapat Koordinasi Penanganan COVID-19 di Balai Prajurit Manunggal, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (7/6). (HUMAS BNPB/Danung Arifin)</p>
Nasional & Dunia

Pemerintah Dorong Sulsel Keluar dari Zona Merah

  • Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo mendorong Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk keluar dari zona merah demi stabilitas ekonomi. Pasalnya, Kementerian Ketenagakerjaan mencatat dalam kurun kurang lebih tiga bulan di masa pandemi, ada 3,7 juta karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Saat ini, Gugus Tugas tengah membantu tiga wilayah di zona merah […]

Nasional & Dunia
Ananda Astri Dianka

Ananda Astri Dianka

Author

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo mendorong Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk keluar dari zona merah demi stabilitas ekonomi.

Pasalnya, Kementerian Ketenagakerjaan mencatat dalam kurun kurang lebih tiga bulan di masa pandemi, ada 3,7 juta karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Saat ini, Gugus Tugas tengah membantu tiga wilayah di zona merah COVID-19 untuk keluar dari status tersebut. Adapun, tiga termaksud adalah Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

“Kita harus mempersiapkan diri melaksanakan kegiatan masyarakat yang produktif tetapi aman COVID-19. Artinya kita tidak boleh terpapar COVID-19, tapi kita juga tidak boleh terkapar PHK,” kata Doni dalam siaran persnya, Senin, 8 Juni 2020.

Pelonggaran 9 Sektor

Dalam masa transisi, Gugus Tugas memberi peluang kepada sembilan sektor untuk kembali beraktivitas secara produktif dan aman COVID-19. Kesembilan sektor tersebut meliputi; pertambangan, perminyakan, industri, konstruksi, perkebunan, pertanian dan peternakan, perikanan, logistik dan transportasi barang.

Dalam upaya mengendalikan kasus COVID-19, Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah menjelaskan Pemprov Sulsel telah memiliki strategi penanganan seperti menyiapkan katering bergizi bagi pasien dan petugas kesehatan di lima rumah sakit (RS).

“Lalu, mengembangkan layanan RS dengan menambah kapasitas tempat tidur melalui anggaran APBD Provinsi,” kata Nurdin.

Kapasitas spesimen laboratorium (Lab) juga ditingkatkan dari 350 menjadi 900 spesimen per hari dengan menambah jumlah Lab pemeriksa dari 3 Lab menjadi 7 Lab. Kemudian, mengatur alur rujukan RS bagi pasien COVID-19 dengan menempatkan 3 RSUD sebagai RS rujukan pertama dan RS wahidin dan RS Unhas sebagai RS rujukan utama.

Lebih lanjut Nurdin menyatakan pihaknya telah melakukan Massiv Tracing, Intensive Testing dan Edukasi Aktif yang diistilahkan dengan TRISULA (Tiga Upaya Pengendalian Covid Sulawesi Selatan).

Nurdin mengklaim jumlah tes harian per 1 Juta penduduk berada di angka 60 di Sulsel. Angka ini dua kali lipat lebih banyak dibanding  angka nasional Indonesia yang hanya berada pada angka 30.

Menurut data BNPB, total positif COVID-19 di Sulse mencapau 1.903 dengan kasus aktif ada 1.129. Dari data tersebut, 634 orang melakukan isolasi mandiri dan 495 dirawat di rumah sakit. Pasien sembuh 674 orang dan meninggal 100 orang.

Selanjutnya untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 1.153 dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 371 orang.