<p>Pengerjaan proyek PT Adhi Karya</p>
Industri

Pemerintah Guyur Lagi Rp520,5 Miliar ke Adhi Karya, Progres Proyek LRT Jabodebek Fase I Capai 86,5 Persen

  • JAKARTA - Pemerintah melalui PT Kereta Api Indonesia (Persero) menggelontorkan Rp520,5 miliar kepada perusahaan konstruksi pelat merah PT Adhi Karya (Perse
Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA - Pemerintah melalui PT Kereta Api Indonesia (Persero) menggelontorkan Rp520,5 miliar kepada perusahaan konstruksi pelat merah PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI).

Dana tersebut merupakan realisasi pembayaran ke-8 untuk proyek LRT Jabodebek Fase I. Adapun jika dihitung secara keseluruhan, dana yang telah dikucurkan untuk pembangunan prasarana LRT Jabodebek hingga saat ini mencapai Rp13,8 triliun.

“Sampai dengan awal Agustus 2021, progres pelaksanaan pembangunan prasarana LRT Jabodebek Tahap I telah mencapai 86,57 persen,” ungkap Corporate Secretary Adhi Karya Farid Budiyanto dalam keterangan resmi yang diterima Rabu, 18 Agustus 2021.

Rincian progres untuk setiap lintas pelayanannya, yakni Lintas 1 (Cawang-Cibubur) mencapai 93,88%, Lintas 2 (Cawang – Kuningan – Dukuh Atas) sebesar 86,87%, Lintas 3 (Cawang-Bekasi Timur) 91,58%, dan Depo di Bekasi Timur sebesar 51,97%.

Seperti diketahui, LRT Jabodebek direncanakan beroperasi pada pertengahan tahun depan. Pembangunan ini diharapkan mampu mempermudah aksesibilitas di area Jabodebek.

Selain itu, LRT Jabodebek juga diklaim bakal memenuhi kebutuhan transportasi dan akomodasi dalam satu kawasan.

Farid menambahkan, konsep ini didukung oleh keberadaan anak usaha ADHI, PT Adhi Commuter Properti melalui pembangunan kawasan Transit Oriented Development (TOD) atau kawasan hunian yang terintegrasi dengan stasiun-stasiun LRT di Jabodebek.

Di sisi lain, pembayaran ke-9 ini juga diklaim akan meningkatkan likuiditas dan memperkuat arus kas operasi ADHI. Pihaknya berkomitmen terus mempercepat pembangunan, khususnya proyek besar.

Kinerja ADHI Semester I-2021

Sebagai informasi, sepanjang semester I-2021 laba yang diatribusikan ke pemilik entitas induk perseroan sebesar Rp8,28 miliar. Laba tersebut naik 20% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp6,9 miliar.

Namun sebaliknya, pendapatan perseroan periode ini turun 19,5% dari Rp5,52 triliun per semester I-2020, menjadi Rp4,44 triliun. Pendapatan tersebut berasal dari jasa konstruksi sebesar Rp3,58 triliun, EPC sebesar Rp106,3 miliar, properti atau real estat sebesar Rp377,7 miliar, dan investasi infrastruktur Rp371,4 miliar.

Di sisi lain, perseroan berhasil menekan beban pokok pendapatan, dari Rp4,7 triliun per enam bulan pertama 2020, menjadi Rp3,7 triliun per semester I-2021.

Adapun total liabilitas ADHI mencapai Rp33,35 triliun, naik dari Rp32,52 triliun per akhir tahun lalu.  Untuk total ekuitas, jumlahnya naik meski tipis, yakni Rp5,57 triliun menjadi Rp5,58 triliun per semester I-2021.

Hingga semester I tahun ini, total aset perseroan mencapai Rp38,93 triliun, tumbuh dari dari total aset Rp38,09 triliun per akhir Desember tahun lalu.