Ilustrasi Pemerintah melalui Kementerian Keuangan menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) untuk membiayai APBN / Infografis: Deva Satria
Nasional

Pemerintah Jaga Yield SBN 10 Tahun di Kisaran 6,49-8,91 Persen hingga 2024

  • Pemerintah berkomitmen untuk menjaga yield (imbal hasil) Surat Berharga Negara (SBN) agar tetap stabil. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya untuk mempertahankan kepercayaan investor dan menjaga kredibilitas SBN RI di tengah kondisi ekonomi yang terus bergerak dinamis.

Nasional

Muhammad Farhan Syah

JAKARTA -  Pemerintah berkomitmen untuk menjaga yield (imbal hasil) Surat Berharga Negara (SBN) agar tetap stabil. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya untuk mempertahankan kepercayaan investor dan menjaga kredibilitas SBN RI di tengah kondisi ekonomi yang terus bergerak dinamis.

"Kami akan jaga untuk 2024, sehingga kita berharap SBN 10 tahun dalam range 6,49% sampai 8,91 persen," ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI Senin, 5 Juni 2023 di Jakarta.

Dalam situasi kenaikan suku bunga Federal Reserve (Fed) di Amerika Serikat yang disebutnya akan berlangsung higher for longer, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa pemeintah tetap optimistis SBN akan menunjukkan ketahanan yang kuat.

Stabilnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta konsolidasi keuangan yang kredibel, juga disebut Sri Mulyani sebagai faktor yang penopang kepercayaan investor terhadap SBN.

"Seiring dengan APBN yang kredibel, konsolidasi kita yang kredibel, mmaka kepercayaan dengan SBN kita menunjukan atitude yang steady atau stabil," ungkapnya.

Selain itu, Sri Mulyani juga menyoroti perbedaan suku bunga antara SBN Indonesia dengan suku bunga policy rate di Amerika atau treasury rate 10 tahun yang semakin kecil. Hal ini menunjukkan investasi di SBN Indonesia tetap menarik bagi investor.

Adapun, inflasi yang relatif terjaga turut menjadi katalis positif bagi SUN. Sejak awal tahun, inflasi di Indonesia konsisten mengalami penurunan. Terlihat pada Mei 2023, inflasi tercatat turun 2,66% (yoy) dibandingkan pada bulan sebelumnya 2,83%.