Pemerintah Kian Kencang Swasta Melambat, Utang Luar Negeri Tembus Rp5.800 Triliun
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tercatat tumbuh 3,5% year on year (yoy) menjadi US$417,5 miliar atau hampir Rp5.800 triliun (kurs Rp13.876 per dolar Amerika Serikat) pada kuartal IV-2020. Utang luar negeri tersebut terdiri dari sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) sebesar US$209,2 miliar dan sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar […]
Industri
JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tercatat tumbuh 3,5% year on year (yoy) menjadi US$417,5 miliar atau hampir Rp5.800 triliun (kurs Rp13.876 per dolar Amerika Serikat) pada kuartal IV-2020.
Utang luar negeri tersebut terdiri dari sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) sebesar US$209,2 miliar dan sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar US$208,3 miliar.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Kendati tetap meningkat, pertumbuhannya menurun jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar 3,9% yoy.
“Perlambatan tersebut terutama disebabkan perlambatan pertumbuhan ULN swasta,” kata Erwin Haryono, Kepala Departemen Komunikasi BI dalam keterangan resmi, Senin, 15 Februari 2021.
ULN Pemerintah dan Swasta
Di sisi lain, ULN Pemerintah tercatat sebesar US$206,4 miliar, tumbuh 3,3% yoy. Pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dari kuartal III-2020 sebesar 1,6% yoy.
Sementara ULN swasta tumbuh melambat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Pertumbuhan ULN swasta pada akhir kuartal IV-2020 yakni 3,8% yoy, lebih rendah dari kuartal sebelumnya sebesar 6,2% yoy.
Perkembangan ini terdorong oleh melambatnya pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) serta kontraksi pertumbuhan ULN lembaga keuangan (LK) yang lebih dalam.
Pada akhir kuartal IV-2020, ULN PBLK tumbuh sebesar 6,4% yoy, melambat dari pertumbuhan kuartal sebelumnya sebesar 8,4% yoy.
Selain itu, kontraksi ULN LK tercatat sebesar 4,7% yoy, lebih besar dari kontraksi pada kuartal sebelumnya yang tercatat 0,9% yoy.