Pekerja tengah merakit produk elektronik di sebuah pabrik perakitan.
Industri

Pemerintah Mesti Antisipasi Pukulan Terhadap Industri Elektronik

  • JAKARTA – Gabungan Perusahaan Industri Elektronika dan Alat-alat Rumah Tangga (Gabel) menilai pemerintah perlu menyiapkan kebijakan untuk …

Industri
Acep Saepudin

Acep Saepudin

Author

JAKARTA – Gabungan Perusahaan Industri Elektronika dan Alat-alat Rumah Tangga (Gabel) menilai pemerintah perlu menyiapkan kebijakan untuk mengantisipasi terhadap kemungkinan pukulan keras terhadap sektor elektronik akibat virus corona COVID-19.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gabel, Daniel Suhardiman mengatakan kebijakan tersebut minimal untuk mendorong dan membantu pelaku industri elektronika mendapatkan sumber pasokan alternatif dari negara lain selain China untuk sementara waktu.

“Misalnya dengan memberi insentif agar pengadaan material bahan baku dan penolong dari negara non China harganya tetap kompetitif. Apakah pengurangan beban biaya logistik, energi, dan sebagainya,” ujarnya dikutip dari Detik, Minggu (24/2).

Menurutnya, saat ini tidak bisa dipungkiri, kedalaman struktur industri elektronika nasional dan turunannya masih sangat terbatas. Sehingga, ketergantungan terhadap pasokan komponen dan bahan baku impor masih besar, termasuk dari China.

“Jika aktivitas produksi, jalur logistik atau kegiatan bongkar muat di pabrik hingga pelabuhan di China menurun karena wabah virus Corona maka dampaknya akan langsung dirasakan pelaku industri nasional. Lambat laun pelaku industri akan kehabisan stok materil untuk memproduksi komponen lokal. Sehingga tidak bisa membuat produk jadi elektronika,” ungkap Daniel.

Sementara Ketua Gabel Oki Widjaya menyebutkan wabah virus corona di China mulai mengganggu pasokan bahan baku dan komponen elektronik. Dikhawatirkan, kegiatan produksi dan ekspor industri elektronika akan terpengaruh.

“Sebagian bahan baku dan komponen produk elektronika kita masih menggunakan komponen dari China. Karena harganya memang lebih bersaing dibanding pemasok negara lainnya,” ujar Oki.

Ia pun mengharapkan campur tangan pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan yang dapat membantu industri elektronik. Hal itu untuk mengatasi persoalan bahan baku akibat wabah virus yang berkembang dari Wuhan, Hubei, China.

“Dampak buruk virus COVID-19 itu terhadap bahan baku industri elektronik tidak bisa dianggap kecil, mengingat industri elektronik salah satu primadona ekspor kita,” kata Oki.

“Tanpa upaya komprehensif, dikhawatirkan kegiatan produksi industri elektronika tersendat. Bahkan terancam berhenti. Apabila kondisi ini tidak teratasi, dampaknya signifikan terhadap neraca dagang, penerimaan negara, nasib tenaga kerja, serta investasi,” imbuhnya.