Pemerintah Rilis Program Kartu Prakerja Gelombang 23 untuk 500 Ribu Peserta
- Pemerintah melalui Kementerian Bidang Perekonomian akhirnya meluncurkan program Kartu Prakerja Gelombang 23, atau putaran pertama tahun ini untuk 500.000 peserta.
Nasional
JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Bidang Perekonomian akhirnya meluncurkan program Kartu Prakerja Gelombang 23, atau putaran pertama tahun ini. Program ini melanjutkan 22 gelombang pelatihan Kartu Prakerja yang dimulai sejak 2020.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Program Kartu Prakerja Gelombang 23 dibuka dengan kuota sebanyak 500.000 orang. Sebanyak 50.000 dari kuota ini akan dialokasikan untuk calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI).
"Ini memberikan jaminan kepada mereka karena sudah memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk pekerjaan itu," katanya dalam konferensi pers Kartu Prakerja 2022 di Jakarta, Kamis, 17 Februari 2022.
- Pemkot Bandung Segera Bangun Flyover Ciroyom untuk Kelancaran Rute KCJB
- Kasus Dugaan Penipuan Binomo Masih Berlanjut, Indra Kesuma Akan Diperiksa Bareskrim Besok
- Hari Pertama IPO, Saham ADCP Oversubsribed 14 Kali Lebih
Dia menambahkan, pemerintah akan membuka dengan jumlah kuota yang sama untuk gelombang selanjutnya tahun ini.
Program Kartu Prakerja tahun ini akan diprioritas pada 212 kabupaten/kota kemiskinan ekstrem. Bantuan sosial melalui Kartu Prakerja diharapkan mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat untuk dapat terlepas dari jerat kemiskinan ekstrem.
Airlangga menyampaikan Program Kartu Prakerja juga akan mendorong penawaran dan permintaan tenaga kerja untuk dapat lebih terhubung dalam sistem program ini.
Dengan teknologi digital, Kartu Prakerja mentransformasi layanan publik dan membentuk kebiasaan baru (new normal) bagi masyarakat untuk selalu belajar.
“Jika telah menyelesaikan pelatihan, manfaatkan fitur ‘rekomendasi pekerjaan’ untuk melihat lowongan kerja yang sesuai kompetensi dan pelatihan yang telah diselesaikan. Penerima Kartu Prakerja dapat memanfaatkan dengan melampirkan sertifikat pelatihan Prakerja untuk melamar pekerjaan," terang Airlangga.
Dia menerangkan bahwa selama dua tahun pelaksanaan sejak 2020, Program Kartu Prakerja telah memberikan dampak positif dalam mendorong ketahanan dan inklusi keuangan, khususnya untuk masyarakat yang terdampak COVID-19.
Selain itu, riset evaluasi dampak program yang dilakukan oleh The Abdul Latif Jameel Poverty Action Lab (J-PAL) Southeast Asia dan Rumah Presisi Indonesia memperlihatkan secara ilmiah bahwa Program Kartu Prakerja berdampak positif terhadap peningkatan kompetensi, produktivitas, kebekerjaan, kewirausahaan, serta pendapatan para penerimanya.
Pencapaian program ini memperlihatkan bagaimana bantuan sosial ini menjalankan misi gandanya pada masa pandemi, yaitu meningkatkan keterampilan sekaligus menjaga daya beli masyarakat.
“Tidak berlebihan bila Program Kartu Prakerja dijadikan contoh sukses program Pemerintah yang sesuai tema Presidensi G20 Indonesia," pungkas Airlangga.
Sejak dibuka pada 11 April 2020, jumlah penerima Program Kartu Prakerja saat ini telah mencapai sekitar 11,4 juta orang dari 22 gelombang pendaftaran.
Sebanyak 87% penerima tersebut belum pernah mengikuti pelatihan sebelumnya, sehingga ikut pelatihan Prakerja menjadi pengalaman pelatihan pertama bagi mereka.
Saat ini, terdapat 6 platform digital, 181 lembaga pelatihan yang menyediakan 596 pelatihan, 5 mitra pembayaran, 8 institusi pendidikan, 4 job platform yang saling terkoneksi, serta 8 Kementerian/Lembaga dan 17 Pemerintah Daerah yang membantu menyediakan data.
"Saya berharap kepada 11,4 juta alumni Program Kartu Prakerja untuk terus mengasah pengetahuan, mempraktikkan ilmu yang diperoleh, dan menyempurnakan sikap untuk menjadi pekerja atau wirausahawan yang sukses," ungkap Airlangga.