hulu-migas-by-fahrudin-efendi.jpg
Energi

Pemerintah Setujui Revisi Pengembangan IDD-Geng North, Target Produksi 2027

  • Menteri ESDM ini menyebut, total cadangan gas di IDD setelah disatukan dengan Geng North menjadi 6,7 triliun kaki kubik (TCF) dengan rencana produksi atau on stream di tahun 2027.

Energi

Debrinata Rizky

JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif resmi menyetujui revisi rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) I proyek gas raksasa di Cekungan Kutai, Indonesia Deepwater Development (IDD).

Adapun revisi PoD tersebut dilakukan setelah bergabungnya salah satu penemuan besar hulu migas di 2023, Sumur Geng North-1, dalam pengembangan proyek IDD yang digarap perusahaan migas asal Italia, ENI.

"Geng North 6,7 TCF gabung dengan IDD ini sudah kita lakukan persetujuan PoD sehingga upaya peningkatannya sudah bisa dilakukan,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR RI pada dilansir Kamis, 20 Juni 2024.

Menteri ESDM ini menyebut, total cadangan gas di IDD setelah disatukan dengan Geng North menjadi 6,7 triliun kaki kubik (TCF) dengan rencana produksi atau on stream di tahun 2027.

Nantinya setelah persetujuan PoD I ini selesai, pengembangan Blok IDD bersama Geng North ini paling cepat di antara penemuan migas lainnya di kawasan Selat Makassar.

Menurut Arifin, alih kelola proyek ini dari Chevron ke ENI sangat krusial bagi Indonesia, mengingat proyek IDD diharapkan dapat mendorong produksi gas sampai 12.000 mmscfd pada 2030.

Lebih lanjut Arifin mengatakan bahwa proyek IDD telah dikembangkan dan memulai produksi dari Lapangan Bangka sejak Agustus 2016. Selanjutnya, tahap pengembangan Gendalo Hub dan Gehem Hub.

ENI sebagai operator baru proyek IDD diharapkan dapat melanjutkan proyek ke tahap dua. ENI memegang participating interest (PI) pada 12 Production Sharing Contract (PSC), 9 di antaranya adalah sebagai operator di proyek laut dalam dengan tahap eksplorasi dan pembangunan.

Proyek Terintegrasi

Untuk diketahui IDD merupakan proyek terintegrasi dari beberapa lapangan dan wilayah kerja di laut dalam Kutai Basin, dengan kedalaman mencapai 1.000-2.000 di bawah permukaan laut.

Akuisisi ini merupakan langkah penting bagi ENI, terutama untuk mempercepat pengembangan proyek gas Gendalo dan Gandang, bagian dari Indonesia Deepwater Development (IDD) di Ganal PSC, dekat dengan FPU Jangkrik, dengan perkiraan cadangan gas alam sekitar 2TCF. Ini merupakan tambahan bagi lapangan Gas Bangka yang telah berproduksi, penemuan Gehem dan Ranggas, serta potensi eksplorasi lainnya yang signifikan.

Selain itu, akusisi aset-aset Chevron di Indonesia dapat mempercepat pengembangan proyek IDD dan sejalan dengan strategi transisi energi yang dilakukan ENI, di mana gas dan LNG menjadi pilar utama untuk meningkatkan produksi gas alam menjadi 60% pada tahun 2030, sejalan dengan permintaan dunia akan energi yang dapat diakses, rendah karbon, dan terjangkau.