Ambisi Jokowi Lewat LPI (Serial 2): Bidik Investasi Rp283,42 Triliun, Ini 8 Emiten Bakal Kecipratan Berkah SWF
Mempertimbangkan fokus SWF itu, CEO Finvesol Consulting Fendy Susianto menilai bahwa beberapa sektor bakal kecipratan berkah cukup besar tahun depan. Sektor-sektor itu, antara lain infrastruktur, properti, dan perbankan.
Bursa Saham
JAKARTA – Pemerintah Indonesia telah memasang target penghimpunan dana sebesar US$20 miliar atau Rp283,42 triliun (kurs Jisdor Rp14.171 per dolar Amerika Serikat/AS) dari lembaga pengelola investasi (LPI) atau Sovereign Wealth Fund (SWF).
Secara rinci, nilai itu didapat dari suntikan dana pemerintah US$5 miliar atau Rp70,85 triliun. Sisanya, US$15 miliar atau Rp212,56 triliun dari investasi asing alias foreign direct investment (FDI).
Tim Pengkaji Pembentukan SWF dari Kementerian BUMN Arief Budiman fokus utama penggunaan dana SWF pada tahun depan akan dimulai pada proyek infrastruktur, seperti tol dan bandara. Namun tidak menutup kemungkinan bakal dikembangkan ke sektor lain, termasuk pariwisata dan ritel.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- Tandingi Telkomsel dan Indosat, Smartfren Segera Luncurkan Jaringan 5G
- Bangga! 4,8 Ton Produk Tempe Olahan UKM Indonesia Dinikmati Masyarakat Jepang
“Jadi bukan berarti kita ekslusif untuk sektor infrastruktur karena yang lainnya juga ada minat ya. Tapi memang situasi pandemi atau kita bicara pariwisata mungkin butuh waktu sampai akhir tahun (2021) kali ya,” tutur Arief kepada TrenAsia.com.
Saham Jagoan
Mempertimbangkan fokus SWF itu, CEO Finvesol Consulting Fendy Susianto menilai bahwa beberapa sektor bakal kecipratan berkah cukup besar tahun depan. Sektor-sektor itu, antara lain infrastruktur, properti, dan perbankan.
Di sektor infrastruktur, ada empat emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya, seperti PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP).
Emiten-emiten ini, kata Fendy, bakal terkerek sentimen positif mengingat dukungan pemerintah terhadap proyek keempat emiten itu juga terbilagn cukup besar. Ditambah jika SWF terlaksana, tentu fokus utama penggunaan dananya bakal mengalir pada proyek-proyek yang dikembangkan oleh keempat emiten itu.
- IHSG Masih Konsolidasi Usai Rilis BI Rate, Simak Saham EMTK, LSIP, ZYRX, dan WIKA
- Saham Pilihan Mirae Sekuritas Juni 2021: BBRI Ditendang Diganti PRDA, Temani ANTM hingga INCO
- IHSG Terancam Bearish Jelang Rilis BI Rate, Rekomendasi Saham AALI, SMRA, BNGA, dan GGRM
“Jadi artinya kalau ada sumber dana baru dari SWF untuk infrastructure development ataupun investment, ya mereka akan terpengaruh positif,” ungkap Fendy kepada TrenAsia.com, Senin, 14 Desember 2020.
Sementara di sektor perbankan, sambung Fendy, ada emiten Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).
Empat Himbara itu juga akan terkerek sentimen positif mengingat ekosistem SWF yang pasti membutuhkan perbankan untuk menyalurkan dananya. Himbara, sudah barang tentu bakal menjadi pilihan utama pemerintah dalam menyalurkan dana tersebut.
“SWF tidak bisa bekerja sendirian, pasti akan bersama dengan perbankan, sama-sama menyokong dana untuk pembangunan ini,” pungkas Fendy. (SKO)
Artikel ini merupakan serial terakhir dari sebelumnya yang berjudul “Ambisi Jokowi Lewat LPI (Serial 1): Sektor Lain Sabar Dulu, Dana SWF Masih Fokus Infrastruktur.”