<p>Sumber: bsnp.go.id</p>
Nasional & Dunia

Pemerintah Targetkan Pengembangan SDM Unggul untuk Meningkatkan Transformasi Ekonomi

  • JAKARTA – Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul yang berdaya saing tinggi menjadi fokus utama pemerintah melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Diungkapkan oleh Doni Koesoema, pemerhati pendidikan sekaligus anggota BSNP, pemerintah tengah melakukan pendekatan untuk menciptakan SDM berkualitas yang dapat mengantarkan daya saing ekonomi di kancah global. “Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat beberapa hal […]

Nasional & Dunia
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul yang berdaya saing tinggi menjadi fokus utama pemerintah melalui Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Diungkapkan oleh Doni Koesoema, pemerhati pendidikan sekaligus anggota BSNP, pemerintah tengah melakukan pendekatan untuk menciptakan SDM berkualitas yang dapat mengantarkan daya saing ekonomi di kancah global.

“Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat beberapa hal yang mesti diperhatikan, misalnya pengembangan guru dan siswa. Di Indonesia, jumlah rata-rata siswa sebanyak 60 juta tidak berimbang dengan pendidik yang hanya berjumlah 3 juta,” ujarnya di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (20/2/2020).

Asesmen Kompetensi Minimum perlu dilakukan untuk mengetahui kemampuan SDM. Nadiem Makarim sebagai menteri pendidikan, telah menargetkan adanya peningkatan PISA di tahun 2024.

Dalam situs resmi Kemdikbud, PISA (Programme for International Student Assessment) dijelaskan sebagai sistem ujian yang diinisiasi oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) untuk mengevaluasi sistem pendidikan dari 72 negara di seluruh dunia.

Setiap tiga tahun, siswa berusia 15 tahun dipilih secara acak untuk mengikuti tes kompetensi dasar, meliputi membaca, matematika, dan sains. PISA akan mengukur pengetahuan siswa sehingga dapat diketahui aplikasi yang cocok dengan kemampuan masing-masing.

Sementara itu, dengan mengacu pada hasil tahun 2018, pemerintah menargetkan aspek membaca yang semula bernilai 371 menjadi 396, matematika dari 379 menjadi 388, dan sains yang diharapkan mencapai angka 402 dari 396.

Pemerintah pun telah menganggarkan dana sebanyak 29,1 triliun untuk program pendidikan dan pelatihan vokasi industri 4.0 di samping program science techno park dengan anggaran 0,8 triliun.

“Kalau kita melihat bagaimana revolusi industri 4.0 itu masuk dalam dunia pendidikan, minimal ada beberapa hal yang harus dikembangkan, seperti teknologi pembelajaran, pengembangan sistem penilaian, dan pengembangan kurikulum dengan meningkatkan kapasitas guru,” ujarnya.

Kapasitas yang dimaksud, yakni mengenai riset penelitian dan hasil karya cipta yang dipatenkan.

“Keduanya berkorelasi dengan investasi dan modal sehingga apabila hal ini diakselerasi, kemampuan SDM akan berkembang pesat untuk memperkokoh transformasi ekonomi,” pungkasnya.