Pemerintah Tawarkan Sukuk Ritel Terakhir di 2020, Target Raih Rp2 Triliun
JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan resmi merilis sukuk tabungan seri ST007. Ini merupakan seri sukuk ritel terakhir yang ditawarkan pemerintah pada 2020. Direktur Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Luky Alfirman mengungkapkan, ST007 ini merupakan sukuk tabungan bersifat green atau ramah lingkungan. Jaminan atau underlying dari ST007 ini merupakan proyek-proyek pemerintah berbasis lingkungan. […]
Industri
JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan resmi merilis sukuk tabungan seri ST007. Ini merupakan seri sukuk ritel terakhir yang ditawarkan pemerintah pada 2020.
Direktur Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Luky Alfirman mengungkapkan, ST007 ini merupakan sukuk tabungan bersifat green atau ramah lingkungan. Jaminan atau underlying dari ST007 ini merupakan proyek-proyek pemerintah berbasis lingkungan.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
“Ini kali kedua pemerintah menerbitkan sukuk tabungan berbasis green, bentuk inovasi,” terang Luky dalam konferensi pers virtual, Rabu, 4 November 2020.
Pembelian ST007 ini dapat dilakukan secara daring maupun luring melalui 31 mitra distribusi yang bekerja sama dengan pemerintah. Jangka waktu pembeliannya bisa dilakukan mulai hari ini hingga terakhir pada Rabu, 25 November 2020.
Jumlah pemesanan bisa dilakukan mulai dari minimal Rp1 juta hingga maksimal Rp3 miliar. Kupon bunga yang ditawarkan untuk sukuk ritel ini sebesar 5,5% free float dengan tenor 2 tahun.
Kupon dapat berkembang seiring pergerakan BI 7-day reverse repo rate, namun tidak bisa kurang dari 5,5%. Penghitungan bunga bakal dilakukan saban 3 bulan setelah penawaran masuk. “Target ST007 sebesar Rp2 triliun,” pungkas Luky.