Pemicu Laba Amman Mineral (AMMN) Drop 76,94 Persen
- Penjualan emas dan tembaga PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) sepanjang 2023 mengalami penurunan dari realisasi tahun sebelumnya.
Korporasi
JAKARTA – Saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) terpantau mengalami pelemahan usai perseroan merilis kinerja keuangan 2023 yang kurang impresif. Pasalnya, laba bersih emiten yang bergerak di bidang pertambangan ini drop 76,94% dari posisi tahun sebelumnya.
Berdasarkan data RTI Business, pada penutupan perdagangan Rabu, 27 Maret 2024, harga saham emiten bersandikan AMMN ini diparkir dengan pelemahan 0,58% ke level Rp8.625 per saham. Meski begitu, sejak awal tahun (year-to-date/ytd) saham ini masih menguat 30,68%.
Selama sesi pertama, volume transaksi saham AMMN yang memiliki kapitalisasi pasar Rp625,5 triliun berada di angka 23,2 juta lembar saham dengan nilai turn over mencapai Rp202 miliar. Dari sisi variasi harga, saham ini berfluaktuasi di kisaran Rp8.625-8.800 per saham.
- Saham HRUM hingga BRIS Top Gainers LQ45 Kala IHSG Sesi I Loyo
- Program Subsidi Gas Industri jadi Ancaman Investasi Hulu Migas
- PLN Dukung Sinergi Kementerian BUMN dan TNI, Maksimalkan Sumber Daya hingga Pengamanan Aset
Menyitir laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), sepanjang 2023 laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk AMMN tercatat di level US$252,14 juta atau setara Rp3,87 triliun. (Asumsi kurs Rp15.384,61 per dolar AS)
Dengan demikian, laba bersih AMMN anjlok 76,94% secara tahunan dari posisi tahun sebelumnya yang mampu meraup laba sebesar US$1,09 miliar. Lantas apa pemicu laba bersih emiten pertambangan ini anjlok?
Dari sisi top line, AMMN tercatat penurunan penjualan menjadi US$2,03 miliar atau setara dengan Rp31,27 triliun. Capaian ini mengalami penurunan sebesar 28,15% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$2,83 miliar.
Lebih rinci, penjualan AMMN sepanjang 2023 didominasi oleh penjualan tembaga sebesar US$1,14 miliar atau setara dengan Rp17,65 triliun, serta penjualan emas sebesar US$885,45 juta atau setara dengan Rp13,62 triliun.
Namun demikian, penjualan emas dan tembaga mengalami penurunan dari realisasi sepanjang 2022 yang masing-masing sebelumnya mampu menyumbangkan cuan kepada AMMN sebesar US$1,60 miliar dan US$1,22 miliar.
Alasan Manajemen
Presiden Direktur AMMN Alexander Ramlie menyampaikan pada 2023 perseroan menghadapi berbagai tantangan seperti cuaca buruk, perubahan peraturan yang berdampak negatif, dan peningkatan biaya kepatuhan.
Curah hujan yang tinggi membuat AMMN memproduksi konsentrat dari bijih stockpiles pada 7 bulan pertama 2023, yang memiliki kadar lebih rendah dari bijih segar. "Cuaca ekstrem ini berdampak negatif terhadap laba bersih AMMN secara signifikan," katanya melalui keterangan resmi pada Rabu, 27 Maret 2024.
Pihaknya juga mengungkapkan penjualan bersih turun karena tertundanya perpanjangan izin ekspor dari 1 April hingga 23 Juli 2023. Setelah mendapatkan izin ekspor pada 24 Juli 2023, AMMN mempercepat pengiriman konsentrat pada kuartal III/2023 untuk mengejar kehilangan penjualan.
Meskipun demikian, terlihat ada penurunan 5,02% secara tahunan dalam beban pokok penjualan AMMN menjadi US$1,13 miliar. Ini berbanding terbalik dengan tahun 2022 di mana beban pokok penjualan mencapai US$1,19 miliar.
Sementara itu, total aset AMMN mencapai posisi US$9,09 miliar pada tanggal 31 Desember 2023, mengalami kenaikan sebesar 39,98% secara tahunan dari posisi pada tanggal 31 Desember 2022 yang sebesar US$6,49 miliar.
Di sisi lain, jumlah total liabilitas AMMN juga meningkat 54,40% menjadi US$4,46 miliar pada tanggal 31 Desember 2023 dari US$2,88 miliar. Jumlah liabilitas AMMN turut naik dari US$3,6 miliar menjadi US$4,63 miliar.