Pemilu 2024 Kerek Pertumbuhan Kinerja Sektor Telekomunikasi
- Sektor telekomunikasi Indonesia berpeluang menerima berkah jelang Pemilu 2024, menyusul proyeksi lonjakan trafik data pada salah satu momen nasional terbesar ini.
Pasar Modal
JAKARTA – Sektor telekomunikasi Indonesia berpeluang menerima berkah jelang Pemilu 2024, menyusul proyeksi lonjakan trafik data pada salah satu momen nasional terbesar ini.
Senior Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Hardy mengatakan bahwa pesta demokrasi diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan pendapatan yang signifikan bagi sektor telekomunikasi Indonesia.
“Jadi, jika dipasangkan dengan antisipasi kenaikan harga data dan penerapan strategi konvergensi, kami menginisiasi sektor ini dengan peringkat overweight,” ujarnya dalam sebuah riset yang dirilis, Rabu, 29 Maret 2023.
Sejalan dengan potensi sektoral, Hardy merekomendasikan saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) sebagai pilihan utama, mengingat neracanya yang relatif lebih sehat yang ditandai dengan net gearing hanya 24,1%.
Hardy menilai, angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan saham PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang mencatatkan net gearing masing-masing sebesar 168,5% dan 151,2%.
- Rayakan Momentum Paskah, Mal Emporium Bakal Gelar Easter Egg Decoration Competition pada 7 April 2023
- Cara Beli Tiket KRL Solo-Jogja Pakai GoTransit di Aplikasi Gojek
- Masih Punya Utang Rp43 Miliaran Ke Bank Maestika, Mitra International (MIRA) Ajukan Restrukturisasi
Oleh karena itu, lanjut Hardy, selain dapat mendistribusikan potensi dividen yang lebih tinggi, TLKM juga memiliki kemampuan lebih untuk membelanjakan anggaran belanja modal (capex).
“Dana ini digunakan perseroan untuk meningkatkan segmen bisnis terkait lainnya, seperti pusat data, menara, dan layanan digital,” paparnya.
Dengan populasi lebih dari 275 juta orang per September 2022, Indonesia adalah negara terbesar keempat di dunia setelah India sebanyak 1,42 miliar, China sebesar 1,41 miliar, dan AS memiliki populasi sebanyak 333 juta jiwa.
“Selain mengantisipasi kenaikan harga data, untuk memonetisasi pasar yang sangat besar ini, beberapa pemain besar telah memulai strategi konvergensi antara layanan fixed broadband dan selulernya masing-masing.”