Pemilu AS Bikin Investor Wait and See, Lelang SUN Hanya Raup Rp29,5 Triliun
JAKARTA – Diwarnai aksi wait and see investor atas Pemilu Amerika Serikat (AS) rupanya sedikit menyurutkan minat investor untuk menempatkan dananya di instrumen Surat Utang Negara (SUN). Terbukti pada perdangan Selasa, 3 November 2020, lelang SUN yang digelar pemerintah hanya mampu mencatatkan total penawaran senilai Rp66,27 triliun. Nilai ini jauh lebih rendah pada 20 Oktober […]
Industri
JAKARTA – Diwarnai aksi wait and see investor atas Pemilu Amerika Serikat (AS) rupanya sedikit menyurutkan minat investor untuk menempatkan dananya di instrumen Surat Utang Negara (SUN).
Terbukti pada perdangan Selasa, 3 November 2020, lelang SUN yang digelar pemerintah hanya mampu mencatatkan total penawaran senilai Rp66,27 triliun. Nilai ini jauh lebih rendah pada 20 Oktober 2020 yang mencapai Rp83,02 triliun.
Disadur dari data Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, jumlah penawaran masuk terbanyak masih didominasi oleh surat utang tenor 10 tahun seri FR0087 dengan nilai mencapai Rp19,46 triliun. Dengan nilai ini, pemerintah pun memutuskan untuk memenangkan sebanyak Rp7,15 triliun dari total penawaran.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Plt Direktur Surat Utang Negara Deni Ridwan mengungkapkan, secara keseluruhan hanya memenangkan permintaan Rp29,5 triliun pada lelang SUN hari ini. Nilai itu lebih rendah dibandingkan lelang sebelumnya yang menyentuh Rp32,75 triliun. Nilai itu lebih kecil pula dari nilai maksimal yang ditargetkan sebelumnya Rp40 triliun.
Keputusan itu diambil dengan mempertimbangkan kebutuhan pembiayaan pemerintah sampai akhir tahun, termasuk dana untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
“Dengan mpertimbangkan incoming bids pada lelang hari ini, yield (imbal hasil) SBN (Surat Berharga Negara) yang wajar di pasar sekunder serta rencana kebutuhan pembiayaan sampai dengan akhir tahun,” ungkap Deni dalam keterangan tertulis, Selasa, 3 November 2020.
Yield Turun
Meski hasil lelang hari ini tidak cukup besar, namun Deni mengungkpakan bahwa tingkat penawaran investor masih cukup baik. Hal tersebut dapat terlihat dari bid to cover ratio SBN hari ini yang mencapai 2,24 kali.
Sisi baik lainnya juga dapat dilihat dari penurunan kupon imbal hasil SUN tenor 10 dan 15 tahun yang bergerak masing-masing 10 dan 11 basis poin. Imbal hasil SUN tenor 10 tahun FR0087 ditutup pada level 6,5%. Sedangkan tenor 15 tahun FR0080 ditutup pada level 7,5%.
Sebagai catatan, SUN bergerak terbalik. Jika nilai kupon turun maka itu berarti lelang SUN semakin baik lantaran peminatnya yang semakin banyak. Sebaliknya, jika nilai kupon naik maka berarti lelang SUN semakin sepi peminat.
“Imbal hasil yang ditawarkan oleh investor pada lelang pada hari ini cukup kompetitif yang tercermin dari penurunan WAY untuk tenor 10 dan 15 tahun sebesar 10 dan 11 bps dibandingkan dengan lelang SUN sebelumnya,” pungkas Deni. (SKO)