<p>Awak media melakukan peliputan dengan latar belakang layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jum&#8217;at, 25 September 2020. Indek Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bangkit dan ditutup menguat 103,03 poin atau 2,13 persen ke posisi 4.945,79 pada hari ini, setelah empat hari beruntun parkir di zona merah. Penguatan indeks hari ini ditopang kenaikan saham-saham berkapitalisasi jumbo alias big caps. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Pemilu AS Dorong IHSG Hijau, Saham Astra Laris Diborong Asing

  • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa, 3 November 2020 berhasil ditutup menguat 44,32 basis poin atau 0,87% ke level 5.159,45.

Industri

Fajar Yusuf Rasdianto

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa, 3 November 2020 berhasil ditutup menguat 44,32 basis poin atau 0,87% ke level 5.159,45. Di tengah masa tunggu Pemilu Amerika Serikat (AS), investor masih cukup optimistis dengan melakukan transaksi sebesar Rp7,54 triliun.

Total saham yang diperjualbelikan hari ini sebanyak 11,53 miliar lembar dengan frekuensi 664.016 kali. Tercatat sebanyak 288 emiten bergerak menguat, 271 statis, dan hanya 153 emiten yang bergerak turun.

Hingga akhir perdagangan, seluruh sektor yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat. Sektor aneka industri dan consumer goods menjadi segmen paling moncer dengan penguatan masing-masing 1,79% dan 1,11%.

Namun demikian, investor asing rupanya masih mencatatkan aksi jual bersih (net foreign sell/NFS) senilai Rp279,76 miliar. Dengan penambahan ini, maka total NFS sejak awal tahun telah menyentuh Rp48,08 triliun.

Berdasarkan data RTI Business, PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) masih menjadi saham yang paling banyak dilego asing dengan nilai sebesar Rp196,9 miliar. Disusul PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dengan total NFS Rp132,6 miliar.

Sebaliknya, saham PT Astra International Tbk (ASII) menjadi yang paling laris diborong asing atau net foreign buy (NFB) senilai Rp150,1 miliar. Didampingi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp136,5 miliar. (SKO)

10 saham likuid paling diburu asing
  • ASII: Rp150,1 miliar
  • BBCA: Rp138,5 miliar
  • ROTI: Rp92,4 miliar
  • UNVR: Rp19,5 miliar
  • ADRO: Rp17,7 miliar
  • PGAS: Rp6,6 miliar
  • JPFA: Rp6,3 miliar
  • SIDO: Rp3,9 miliar
  • ACES: Rp2,8 miliar
  • AGII: Rp1,7 miliar
10 saham likuid paling banyak dilego asing
  • TLKM: Rp196,9 miliar
  • BBNI: Rp132,6 miliar
  • BBRI: Rp85,5 miliar
  • SMGR: Rp72,2 miliar
  • INCO: Rp21,4 miliar
  • TBIG: Rp18,5 miliar
  • KLBF: Rp17,4 miliar
  • TOWR: Rp15,5 miliar
  • INDF: Rp13,8 miliar
  • BJTM: Rp12,7 miliar