Sandra Ouderkirk, Direktur Institut Amerika di Taiwan (AIT) (Reuters/Fabian Hamacher)
Dunia

Pemilu Taiwan 2024: Ujian Menjaga Kemerdekaan dari Campur Tangan Luar

  • Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan pejabat lainnya telah memperingatkan bahwa China mungkin mencoba memengaruhi pemilih untuk mendukung kandidat yang mencari hubungan lebih dekat dengan Beijing dalam pemilihan presiden dan parlemen pada 13 Januari 2024.

Dunia

Distika Safara Setianda

JAKARTA - Pemilihan Taiwan tahun 2024 harus bebas dari campur tangan luar. Hal itu disampaikan diplomat top Washington di Taipei, Senin 4 Desember 2023. Sementara itu, kebijakan Amerika Serikat (AS) terhadap pulau tersebut akan tetap sama, tidak peduli siapa yang menang.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dan pejabat lainnya telah memperingatkan bahwa China mungkin mencoba memengaruhi pemilih untuk mendukung kandidat yang mencari hubungan lebih dekat dengan Beijing dalam pemilihan presiden dan parlemen pada 13 Januari 2024.

Amerika Serikat adalah pendukung dan pemasok senjata internasional terpenting Taiwan. 

Sandra Oudkirk, direktur Institut Amerika di Taiwan dan duta besar AS secara de facto, mengatakan dalam pidatonya di Universitas Nasional Taiwan bahwa Amerika Serikat sangat percaya pada proses pemilihan dan sistem demokrasi Taiwan.

“Kami yakin para pemilih Taiwan untuk memutuskan pemimpin mereka berikutnya, bebas dari campur tangan pihak luar,” katanya, dikutip dari Reuters, Senin, 4 Desember 2023.

“Dan seperti yang telah saya katakan berkali-kali sebelumnya, Amerika Serikat tidak memihak dalam pemilihan Taiwan. Kami tidak memiliki kandidat pilihan dan kami tahu betul bahwa kami tidak memiliki suara,” tambah Oudkirk.

“Kami mendukung demokrasi Taiwan yang dinamis dan berharap dapat bekerja sama dengan pemimpin mana pun yang dipilih oleh pemilih Taiwan pada tahun 2024.”

Menurut hasil jajak pendapat, Lai Ching-te, wakil presiden yang saat ini berasal dari Partai Progresif Demokrat yang berkuasa, adalah kandidat terdepan untuk menjadi pemimpin berikutnya Taiwan. China sangat tidak suka pada Lai, menganggapnya sebagai seorang separatis dan menolak beberapa tawarannya untuk berdialog.

Lawan utama Lai adalah Hou Yu-ih dari partai oposisi terbesar Taiwan, Kuomintang. Secara tradisional mereka menyukai hubungan dekat dengan China tetapi dengan tegas menyangkal pro-Beijing dan mengatakan pihaknya juga akan menjaga hubungan dekat dengan AS.

China selama empat tahun terakhir meningkatkan tekanan militernya terhadap Taiwan, termasuk menggelar dua putaran latihan perang besar di dekat pulau itu dalam satu setengah tahun terakhir.