Pemimpin Tertinggi Biro Politik Hamas Dibunuh, Siapakah Ismail Haniyeh?
- Ismail Haniyeh lahir pada tahun 1962 di kamp pengungsi Shati, Gaza, dari orang tua yang diusir dari wilayah Ashkelon pada tahun 1948. Ia menempuh pendidikan di sekolah-sekolah UNRWA dan Universitas Islam Gaza.
Dunia
TEHERAN – Pemimpin senior sayap politik Hamas, Ismail Haniyeh dilaporkan tewas di Teheran, Iran, pada hari Rabu 31 Juli 2024. Informasi ini juga dikonfirmasi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) yang menyatakan Haniyeh tewas dalam sebuah serangan di kediamannya di Teheran.
Hamas segera merilis pernyataan setelah pengumuman tersebut. Hamas menuduh Israel bertanggung jawab atas pembunuhan Haniyeh, menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan tindakan agresi yang disengaja. Pernyataan resmi Hamas ini dipublikasikan melalui akun Telegram mereka.
Namun, militer Israel menolak memberikan komentar terkait laporan ini, Israel menyatakan mereka tidak akan menanggapi laporan di media asing. Dilansir New York Times, serangan tersebut terjadi setelah Haniyeh menghadiri pelantikan presiden baru Iran.
Pelantikan presiden baru Iran berlangsung pada hari Selasa (30/7). Sebelumnya, Hamas telah merilis foto-foto pertemuan Haniyeh dengan pejabat Iran di Teheran pada hari yang sama. Dalam pertemuan tersebut, Haniyeh terlihat berbincang dengan sejumlah pejabat tinggi Iran.
Pembunuhan Haniyeh diperkirakan akan memperburuk ketegangan di Timur Tengah, Hamas kemungkinan besar akan merespons dengan tindakan balasan.
- IKN Uji Coba Taksi Drone, Seberapa Canggih?
- Harga Sembako di DKI Jakarta: Bawang Putih Naik, Cabe Merah Turun
- Harga Emas Antam Hari Ini Lompat Rp12.000 Segram!
Insiden ini juga berpotensi memperdalam konflik antara Israel dan kelompok-kelompok militan di wilayah tersebut. Kejadian ini menambah daftar panjang ketegangan antara Iran dan Israel, kedua negara yang sering terlibat dalam konflik tidak langsung melalui proxy di berbagai kawasan.
Perkembangan terbaru ini menunjukkan betapa rapuhnya situasi politik dan keamanan di Timur Tengah, berbagai aktor regional terus bersaing untuk memperebutkan pengaruh dan dominasi.
Siapa Ismail Haniyeh?
Ismail Haniyeh lahir pada tahun 1962 di kamp pengungsi Shati, Gaza, dari orang tua yang diusir dari wilayah Ashkelon pada tahun 1948. Ia menempuh pendidikan di sekolah-sekolah UNRWA dan Universitas Islam Gaza.
Pada tahun 1980-an dan 1990-an, ia pernah ditangkap dan dipenjara oleh militer Israel karena keterlibatannya dalam aktivitas politik dan militan.
Haniyeh mendapatkan bantuan dan bimbingan dari mentornya, Sheikh Ahmad Yassin sosok karismatik dan terkenal yang merupakan pendiri Hamas, kala itu Haniyeh menjabat sebagai sekretaris pribadi Ahmad Yasin.
Setelah Sheikh Yassin dibunuh oleh militer Israel pada tahun 2004, Haniyeh bertekad melanjutkan perjuangannyadan membalas dendam atas kematian mentornya. Hal ini menguatkan posisinya di dalam struktural Hamas dan yang pada akhirnya memposisikan dirinya hingga pucuk tertinggi kepemimpinan organisasi tersebut.
Selama dua dekade kebelakang Ismail Haniyeh merupakan salah satu tokoh sentral dalam operasi politik Hamas. Haniyeh mengelola operasi politik Hamas dari pengasingan di Qatar dalam beberapa tahun terakhir.
- IKN Uji Coba Taksi Drone, Seberapa Canggih?
- Harga Sembako di DKI Jakarta: Bawang Putih Naik, Cabe Merah Turun
- Harga Emas Antam Hari Ini Lompat Rp12.000 Segram!
Selama menjadi pemimpin Hamas, Haniyeh memegang peran penting dalam berbagai negosiasi dan diplomasi berisiko tinggi, termasuk kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.
Haniyeh diangkat sebagai pemimpin Hamas di Gaza pada tahun 2006, ia menjabat sebagai perdana menteri pemerintahan persatuan Palestina yang akhirnya dibubarkan. Pada tahun 2017, ia diangkat menjadi pemimpin biro politik Hamas. Dari Qatar dan Turki, Haniyeh memimpin dan memberikan instruksi pada organisasi ini.
Sebagai pemimpin senior Hamas, Ismail Haniyeh berperan dalam mengarahkan strategi dan kebijakan organisasi ini, baik dari segi politik maupun militer. Kehadirannya di kancah internasional, seperti kunjungannya ke Iran, menunjukkan pengaruhnya yang signifikan dalam dinamika politik Timur Tengah.