Sekretaris Daerah Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko memberikan motivasi kepada puluhan peserta pelatihan membatik.
Nasional

Pemkab Jepara Dorong Perajin Batik Ciptakan Motif Khas Kearifan Lokal

  • Pemkab Jepara meminta para perajin batik untuk menciptakan motif khas kearifan lokal bumi kartini.

Nasional

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara meminta para perajin batik untuk menciptakan motif khas kearifan lokal bumi kartini. 

Sekretaris Daerah (Sekda) Jepara Edy Sujatmiko bilang, batik khas kearifan lokal dapat mengadaptasi motif lunglungan ukir. Selama ini, motif tersebut hanya digunakan pada seni ukir. 

Menurut Edy, adaptasi lunglungan ukir pada batik  bertujuan untuk memberikan kekhasan bahwa batik. Disamping itu, lunglungan ukir juga menjadi identitas dari  bumi kartini. 

“Misalnya motif lunglungan ukir yang dituangkan dalam bentuk batik. Itu kan motif ukir asli Jepara, sehingga tidak mungkin diklaim daerah lain. Beda misalnya membuat motif ikan atau kekayaan bahari lain, daerah pesisir di luar Jepara, bisa mengklaim sebagai motif mereka juga,” kata Edy dikutip TrenAsia.com dari laman Pemprov Jateng, Kamis,12 Juli 2023. 

Menurutnya, jika motif batik itu unik dan original yang tentunya diproduksi dengan kualitas jempolan. Pihaknya yakin para perajin batik Jepara akan mendapat kepercayaan pasar.

“Belum tentu barang yang lebih murah itu disukai. Selisih sedikit harganya tidak apa-apa, tapi kalau berkualitas, konsumen lebih suka,” tuturnya.

Tuntut Pengrajin Produktif

Edy meminta supaya para perajin batik tetap kreatif dan produktif dalam menghasilkan karya. Selain itu, dirinya juga akan meminta instansi terkait untuk membantu mematenkan motif tersebut.

Edy juga berpesan kepada para perajin untuk selalu optimis terhadap keterampilan yang dikuasai dapat memberikan manfaat, sehingga mendatangkan sumber perekonomian keluarga.

“Jangan sekadar ikut latihan. Berpikirlah bahwa anda harus bisa produksi, agar menjadi pendorong ekonomi,” jelas Edy.

Potensi Ekspor Batik Indonesia

Diketahui batik adalah seni tradisional asli Nusantara yang telah tumbuh dan berkembang ke masyarakat luas sejak abad 18-19 masehi.  Bahkan hampir setiap daerah di Indonesia khususnya di Jawa dan Yogyakarta memiliki kekhasan motif tersendiri. 

Batik ini dikerjakan menggunakan lilin dan pewarna alami. Karena terlalu unik pada proses pembutannya, The United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) telah menetapkan batik sebagai Warisan Budaya Tak Benda sejak 2 Oktober 2009. 

Kini batik telah berkembang menjadi salah satu sektor industri kreatif Indonesia yang mampu menyumbang pendapatan bagi daerah maupun secara keseluruhan. 

Menurut catatan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), ekspor batik pada tahun 2020 mencapai US$532,7 juta atau kisaran Rp7,9 triliun (asumsi kurs Rp15.00 per dolar AS). Selama periode triwulan I tahun 2021 atau saat pandemi, nilainya mampu menembus US$157,8 juta atau Rp2,3 triliun.

Kendati demikian, daerah-daerah di Indonesia utamanya para perajin yang telah mengelola industri batik skala besar baru wilayah Surakarta, Yogyakarta dan Pekalongan.