Pemprov Jateng Bakal Siapkan BRT Trans Jateng Ramah Lingkungan
- Sejak pertama kali diluncurkan pada 2013, tercatat sampai medio 2023, BRT Trans Jateng telah melayani sebanyak 23.672.113 orang.
Nasional
JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) terus bertekad mewujudkan Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng, sebagai angkutan umum yang ramah lingkungan. Hal itu sejalan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) 2023 yang mengusung tema “Melaju untuk Transportasi Maju”.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jateng Henggar Budi Anggoro mengatakan, meskipun saat ini bahan bakar BRT Trans Jateng masih menggunakan fosil, ke depan, pihaknya telah menyiapkan konsep ramah lingkungan.
“Ke depan, yang sangat kita harapkan adalah bagaimana kita mengubah sistem BBM yang kita gunakan saat ini. Bisa menggunakan energi listrik atau mungkin energi gas, atau mungkin yang lebih ramah lingkungan lagi,” katanya, seusai upacara Harhubnas di halaman kantor Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah, Jalan Siliwangi Semarang, seperti dalam siaran pers Jatengprov.go.id, Senin 18 September 2023.
- Produk Tembakau Alternatif Salah Satu Solusi Masalah Rokok di Indonesia
- Uni Eropa Berpotensi Ketergantungan Energi dengan China pada 2030
- Terbukti Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat, Perlu Strategi Kembangkan Warung
Henggar menyebut, BRT Trans Jateng ramah lingkugan dapat diwujudkan minimal tiga tahun mendatang. Sehingga akan mampu mewujudkan sistem transportasi yang tidak berpengaruh kepada kondisi, semisal menyusutnya bahan bakar fosil.
Terkini, pihaknya selalu komunikasi dengan Kementerian Perhubungan, agar ke depan BRT bisa menggunakan bahan bakar gas (BBG) atau yang ramah lingkungan. “BRT saat ini, selalu kita tuntut yakni bagaimana bus-bus yang kita operasionalkan ini, senantiasa mampu di ambang batas, kaitannya dengan gas yang dikeluarkan,” sambungnya.
Selain itu, secara berkala 6 bulan sekali,setiap armada BRT Trans Jateng juga dilakukan uji emisi secara rutin. Hal tersebut dilaksanakanoleh Balai Transportasi Jateng yang membidangi BRT ini.
Henggar menyebut, kondisi BRT Jateng semuanya masih bagus. Dengan armada bus yang berusia tua sekitar enam tahun, yaitu BRT Trans Jateng rute Bawen-Tawang. Dan direncanakan akan segera diganti dengan yang baru.
Lebih lanjut, pihaknya juga akan menambah koridor baru di wilayah pesisir pantura bagian timur yang belum terjangkau BRT Trans Jateng. Mengingat biaya moda transportasi cukup murah dan menumbuhkananimo masyarakat yang tinggi.
Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), saat ini BRT Trans Jateng telah memiliki 102 unit bus dengan tujuh koridor, antara lain Semarang-Bawen, Purwokerto-Purbalingga, Semarang-Kendal, Magelang-Purworejo, Solo-Sragen, Semarang-Grobogan, dan Solo-Sukoharjo-Wonogiri.
“Sangat berharap bahwa nanti ke depan ada koridor baru yang akan kita buka lagi, karena permintaan masyarakat begitu luas, yang kaitannya dengan operasional BRT. Tentunya yang wilayah pantura timur sampai saat ini belum tersentuh. Mudah-mudahan kita bisa alokasikan ke sana,” ungkapnya.
Layani 23,6 Juta Orang
Sejak pertama kali diluncurka pada 2013 lalu, sampai medio 2023, BRT Trans Jateng telah melayani sebanyak 23.672.113 orang. Dari tujuh koridor yang ada, koridor Semarang-Bawen paling banyak penumpangnya.
“Sebanyak 23,6 juta penumpang itu meliputi kalangan umum, pelajar, buruh, dan veteran. Dua kalangan penumpang yang paling besar jumlahnya, yaitu pelajar atau anak-anak sekolah sama buruh,” kata Kepala Balai Transportasi Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah, Agung Pramono,
Diketahui, tarif sekali jalan saat menumpang BRT Trans Jateng senilai Rp2.000 (pelajar, buruh, dan veteran) dan Rp4.000 bagi penumpang umum. Besaran tarif itu jauh lebih hemat dibandingkan menggunakan kendaraan pribadi.
Selain meringankan beban ekonomi masyarakat, keberadaan, lanjut dia, BRT Trans Jateng juga dapat mengurangi tingkat pemakaian kendaraan bermotor di jalan raya, mengurangi kemacetan lalu lintas, juga mengurangi angka kecelakaan dan polusi udara.