Ilustrasi penarikan dana nasabah di Bank Banten.
Industri

Pemprov Suntik Modal Rp1,9 Triliun ke Bank Banten

  • BANTEN – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten memutuskan untuk melakukan penyuntikan modal senilai Rp1,9 triliun kepada PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. (BEKS). Dana tersebut berasal dari Rekening Kas Umum Daerah (RUKD) Pemprov Banten yang terdapat di BEKS. Direktur Utama BEKS Fahmi Bagus Mahesa pun mengungkapkan, atas komitmen penyuntikan modal tersebut, pihaknya berencana menyiapkan rights issue. […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

BANTEN – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten memutuskan untuk melakukan penyuntikan modal senilai Rp1,9 triliun kepada PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk. (BEKS).

Dana tersebut berasal dari Rekening Kas Umum Daerah (RUKD) Pemprov Banten yang terdapat di BEKS.

Direktur Utama BEKS Fahmi Bagus Mahesa pun mengungkapkan, atas komitmen penyuntikan modal tersebut, pihaknya berencana menyiapkan rights issue.

“Kami sedang menjajaki kembali rencana rights issue sehingga Pemprov dapat memanfaatkan aksi korporasi tersebut untuk melakukan penyertaan modal,” ungkap Fahmi dalam keterangan tertulis yang dikutip TrenAsia.com, Senin, 29 Juni 2020.

Sebelumnya, penyuntikan modal atau konversi RKUD menjadi modal BEKS ini telah disampaikan Pemprov Banten melalui Surat Gubernur Banten Wahidin Halim kepada Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pemrov Banten Andra Soni tertanggal 16 Juni 2020 bernomor 580/1135-ADPEMDA/2020.

Adapun kewajiban penyertaan modal yang harus dilakukan oleh Pemprov Banten, yakni senilai Rp335,4 miliar dari total penyertaan Rp950 miliar kepada perseroan.

Sementara itu, sisa dana sebesar Rp1,564 triliun akan dimasukan sebagai escrow account atau rekening cadangan di BEKS.

Fahmi juga menjelaskan, suntikan modal ini sangat dibutuhkan oleh perseroan untuk mendongkrak kinerja BEKS. Ia mengkalkulasi, setidaknya modal tambahan minimum yang dibutuhkan mencapai Rp500 miliar agar dapat memperoleh laba pada 2021.

Tambahan modal tersebut, ujarnya, akan digunakan untuk ekspansi kredit sebesar Rp2,02 triliun sehingga cost of fund dapat berkurang sampai 10,66%.