Mata uang Yuan China
Makroekonomi

Pemulihan Ekonomi Gagal, Jutawan China Ramai-Ramai Kabur dari Negaranya

  • Sejumlah jutawan China dilaporkan melarikan diri dari negaranya secara berjemaah.
Makroekonomi
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

BEIJING - Sejumlah jutawan China dilaporkan melarikan diri dari negaranya secara berjemaah. Laporan Migrasi Kekayaan Pribadi Henley, sebanyak 13.500 individu berpenghasilan tinggi meninggalkan China pada 2023.

Angka ini naik dari 10.800 pada tahun 2022. Sebabnya, pemulihan ekonomi di China dianggap gagal. Berangkat dari hal tersebut, China masih menjadi negara degan tingkat kehilangan jutawan tertinggi di dunia selama beberapa dekade terakhir.

"Pertumbuhan kekayaan secara umum di negara ini telah melambat selama beberapa tahun terakhir, yang berarti arus keluar baru-baru ini bisa lebih merusak dari biasanya," tulis Andrew Amoils, kepala penelitian di New World Wealth dalam laporan Henley yang dikutip Selasa, 14 Juni 2023.

Sebagai catatan, setelah ekonomi China berkembang pesat dari tahun 2000 hingga 2017, pertumbuhan jutawan sejak saat itu dapat diabaikan.

Blacklist AS jadi Pukulan Besar

Sebagaimana diketahui, dalam beberapa tahun terakhir, larangan oleh AS dan negara lain pada teknologi Huawei merupakan pukulan besar bagi China.  Salah satunya adalah memburuknya hubungan internasional akibat dampak virus corona dan ketegangan di Taiwan dan Hong Kong.  

Laporan Henley juga muncul karena pemulihan ekonomi China pasca-COVID mengecewakan. Pertumbuhan PDB kuartal pertama mengalami peningkatan dari kuartal sebelumnya. data terbaru  menunjukkan perlambatan pertumbuhan penjualan ritel serta penurunan penjualan rumah, produksi industri, dan investasi aset tetap.

Mengutip Insider, Yuan dan indeks saham China telah jatuh tahun ini dengan beberapa komentator menyebut narasi rebound sebagai " sandiwara " dan bahkan memprediksi bahwa China sedang menuju "dekade yang hilang".

Kondisi Negara lain

Saat China diperkirakan akan kehilangan banyak Jutawan, India diperkirakan akan kehilangan lebih sedikit jutawan. Saat ini, India hanya mengungguli China sebagai negara terpadat di dunia dan menyusul Inggris tahun lalu sebagai ekonomi terbesar kelima di dunia. 

Tahun ini, India diprediksi akan kehilangan 6.500 jutawan secara bersih atau turun dari 7.500 pada tahun 2022.

Di antara peraih jutawan top dunia, Australia memimpin dengan tambahan bersih 5.200, naik dari 3.800 tahun lalu, diikuti oleh Uni Emirat Arab dengan 4.500 dan Singapura dengan 3.200. AS diperkirakan akan melihat 2.100 lebih jutawan tahun ini, naik dari 1.500 pada tahun 2022.

CEO Henley & Partners Juerg Steffen mengatakan Bahwa secara umum, tren migrasi kekayaan tampaknya akan kembali ke pola pra-pandemi tahun ini.  Australia merebut kembali posisi teratas untuk arus masuk bersih seperti yang terjadi selama lima tahun sebelum wabah COVID-19.

Di sisi lain,  China melihat arus keluar bersih terbesar seperti yang telah terjadi. setiap tahun selama dekade terakhir. " Pengecualian yang menonjol adalah mantan magnet kekayaan teratas, Inggris dan AS," kata  Steffen.