Pemulihan Ekonomi Jadi Tantangan, OJK Didorong Lakukan Kebijakan Ini
JAKARTA – Proses pemulihan ekonomi nasional menjadi tantangan bagi stabilitas sektor jasa keuangan. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan, perlu adanya koordinasi yang kuat antara pemerintah dengan regulator. “Percepatan pemulihan ekonomi domestik perlu didorong. Hal ini berguna untuk fungsi intermediasi sektor jasa keuangan,” ujarnya di Jakarta, Minggu, 22 November 2020. Sementara itu, tantangan dalam jangka […]
Nasional & Dunia
JAKARTA – Proses pemulihan ekonomi nasional menjadi tantangan bagi stabilitas sektor jasa keuangan. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan, perlu adanya koordinasi yang kuat antara pemerintah dengan regulator.
“Percepatan pemulihan ekonomi domestik perlu didorong. Hal ini berguna untuk fungsi intermediasi sektor jasa keuangan,” ujarnya di Jakarta, Minggu, 22 November 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Sementara itu, tantangan dalam jangka menengah dan panjang meliputi implementasi layanan digital. Di sektor jasa keuangan, kata Josua, senantiasa diikuti oleh risiko cyber crime dan perlindungan konsumen.
“Risiko ini perlu dimitigasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator,” tambahnya.
Pasalnya, hal ini berhubungan dengan percepatan inklusi dan literasi keuangan. Di Indonesia sendiri, populasi yang belum terjangkau oleh bank masih menjadi salah satu yang tertinggi di kawasan ASEAN.
Josua pun mendorong OJK untuk melanjutkan sejumlah kebijakan. Tak hanya restrukturisasi kredit, regulator ini juga harus mengakselerasi gerak perekonomian di daerah-daerah. Salah satu caranya, ungkap Josua, dengan menfasilitasi serapan government spending.
Selain itu, tatangan selanjutnya adalah membangun ekosistem digital yang terintegrasi, serta melanjutkan reformasi IKNB dan pasar modal.
“Sektor tersebut harus memiliki daya tahan yang kuat dan berdaya saing,” kata dia.
Ketiga, OJK dapat mengoptimalkan peran industri keuangan melalui dukungan pembiayaan pada usaha padat karya. Terakhir, menyempurnakan infrastruktur pengawasan dan perizinan berbasis teknologi.
Meskipun perekonomian domestik masih menjadi tatangan utama, Josua tetap optimistis terhadap peran OJK sebagai micro prudential supervision.
“Dengan fungsi pengawasan OJK terhadap sektor keuangan, potensi risiko di lembaga keuangan dapat dimitigasi ke depannya,” kata Josua.