Ilustrasi pemilik PT Bank Jago Tbk (ARTO) Jerry Ng yang kekayaannya melejit hingga menjadi konglomerat terkaya ke-5 di Indonesia. Infografis: Deva Satria/TrenAsia
Korporasi

Penantian 6 Tahun Berakhir, Bank Jago (ARTO) Akhirnya Raup Laba Rp14 Miliar

  • PT Bank Jago Tbk mencatatkan laba bersih perdana dalam enam tahun terakhir sebesar Rp14 miliar pada kuartal III-2021. Laba bersih ini ditorehkan lantaran emiten bersandi ARTO ini mengalami lonjakan pendapatan bunga hingga 478% year on year (yoy).

Korporasi

Muhamad Arfan Septiawan

JAKARTA - PT Bank Jago Tbk mencatatkan laba bersih perdana dalam enam tahun terakhir sebesar Rp14 miliar pada kuartal III-2021. Laba bersih ini ditorehkan lantaran emiten bersandi ARTO ini mengalami lonjakan pendapatan bunga hingga 478% year on year (yoy). 

Pendapatan bunga Bank Jago melesat dari Rp61,46 miliar pada kuartal III-2020 menjadi Rp355 miliar pada kuartal III-2021.  Di samping itu, beban bunga hanya tumbuh lebih rendah, yakni 104% yoy dari Rp18,57 pada kuartal III-2020 menjadi Rp38 miliar pada kuartal III-2021. 

Perbaikan profitabilitas ini mendongkrak net interest margin (NIM) Bank Jago menjadi 6,1% atau meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,4%.  Direktur Utama (Dirut) Bank Jago Kharim Siregar menyebut intermediasi perbankan ARTO semakin kokoh pada kuartal III-2021 ini.

Hal ini dibuktikan dengan penyaluran kredit yang meroket 502% yoy menjadi Rp3,73 triliun. Meski dipengaruhi baseline tahun lalu yang rendah, Kharim bilang capaian pertumbuhan ini sudah sangat positif.

“Kami melihat kemajuan bisnis yang konsisten dari waktu ke waktu. Kami akan menjaga momentum ini dengan memperluas kolaborasi dan integrasi dengan ekosistem digital,” papar Kharim dalam keterangan tertulis, Jumat, 22 Oktober 2021.

Perluasan kredit melalui ekosistem digital seperti fintech, multifinance, dan institusi keuangan digital lain menjadi asal-muasal melejitnya kredit ARTO. Di satu sisi, bank yang masuk dalam ekosistem Gojek ini bisa menjaga kualitas kreditnya, sebagaimana tampak dari non performing loan (NPL) yang parkir di level 0,6% pada kuartal III-2021.

Perluasan channeling melalui partnership yang terjaga kualitas kreditnya sekaligus mengkonfirmasi model bisnis yang dilakukan ARTO prospektif. Menurut Kharim,  konsep bisnis yang diterapkan saat ini menimbulkan efek yang cepat dan efektif.

“Implementasi konsep dan kolaborasi dengan ekosistem digital dalam melayani nasbah terbukti membuat kami tumbuh anorganik, efektif dan cepat,” jelas Khairm.

Di samping itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) ARTO juga tumbuh triple digit pada sembilan bulan pertama tahun ini, tepatnya 564% menjadi Rp2,54 triliun. Jika dibedah lebih dalam, pertumbuhan komposisi CASA dalam DPK Bank Jago menembus 1.031% menjadi Rp985 miliar pada kuartal III-2021.

Adapun deposito yang tersimpan sebesar Rp1,6 triliun atau tumbuh 427%. Kharim menyebut porsi CASA yang tumbuh signifikan menjadi variabel yang turut menekan beban bunga perseroan.

“Peningkatan dana murah ini juga menunjukkan tingkat penerimaan publik yang semakin baik terhadap aplikasi Jago,” tegas Kharim.

Kinerja intermediasi yang solid ini bermuara pada pertumbuhan total aset sebesar 536% year to date (ytd)  menjadi Rp11 triliun.  Hal ini didukung oleh permodalan ARTO berada di level Rp8 triliun per kuartal III-2021.